Halo Jakarta – Tragedi memilukan kembali terjadi di Kampung Ujung Harapan, RT 03/ RW 07, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Senin malam (23 November 2025) sekitar pukul 20.00 WIB, seorang pemulung berinisial I (27 tahun) tewas seketika setelah mortir yang ia potong menggunakan gerinda meledak hebat. Dentuman keras mengguncang kampung, membuat warga panik dan berlarian keluar rumah karena mengira gardu listrik atau tabung gas meledak. Polisi langsung datangi lokasi, pasang garis polisi, dan panggil tim Gegana. Apa sebenarnya yang terjadi malam itu? Berikut kronologi lengkap dan pelajaran berharga dari insiden ini.
Kronologi Lengkap: Dari Menemukan Mortir hingga Ledakan Maut
I memang sudah biasa mencari besi tua di sekitar Babelan. Minggu malam, ia menemukan benda panjang mirip pipa besi di pinggir kali. Karena bentuknya besar dan berat, ia langsung bawa pulang sambil berpikir bisa dijual mahal ke pengepul. Sesampainya di rumah, keluarga langsung curiga. “Itu kayak peluru mortir, jangan dipotong, bahaya!” kata adik korban. Namun I tetap nekat. Ia bawa mortir itu ke tempat sepi sekitar 20 meter dari rumah warga agar tidak mengganggu tetangga.
Malam harinya, ia mulai gerinda sendirian. Baru beberapa menit bekerja, percikan api dari gerinda memicu sisa bahan peledak di dalam mortir. Ledakan keras langsung terjadi. Suara “duar” terdengar hingga radius ratusan meter. Warga seperti Kholid (42) yang sedang santai di teras langsung lari ke arah suara. “Saya kira petasan atau gardu PLN jebol. Ternyata lebih parah,” ceritanya.
Saat sampai di lokasi, mereka temukan I sudah tergeletak tak bernyawa dengan luka robek sangat parah di perut, dada, dan kedua tangan. Darah berserakan, potongan mortir tercecer. Beberapa warga langsung histeris, sementara yang lain segera hubungi polisi.
Identitas Korban dan Kondisi Keluarga
I (27) adalah warga setempat yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Ia tinggal bersama istri dan satu anak kecil. Keluarga mengaku sering melarang I membawa pulang benda aneh, tapi malam itu ia tetap ngotot. “Dia bilang cuma mau dipotong bentar, besok pagi langsung dijual,” ujar adik korban sambil menahan tangis. Kini keluarga tinggal duka mendalam dan harus merawat anak yang masih balita sendirian.
Respons Cepat Polisi dan Tim Gegana
Polsek Babelan tiba dalam hitungan menit. Mereka langsung pasang garis polisi dan larang warga mendekat karena khawatir ada mortir lain. Tim Inafis Polres Metro Bekasi dan Gegana Polda Metroikan lokasi, identifikasi benda itu sebagai mortir aktif kaliber 60-81 mm (kemungkinan peninggalan latihan TNI atau konflik lama). Mereka juga lakukan sterilisasi radius 200 meter dan pastikan tak ada mortir lain di sekitar. Jenazah korban segera dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati untuk autopsi.
Kapolsek Babelan Kompol Wito menegaskan, “Korban memang nekat memotong mortir pakai gerinda. Keluarga sudah ingatkan berkali-kali, tapi tetap dilakukan. Ini jadi pelajaran berharga buat semua.”
Imbauan Polisi dan Bahaya Benda Ranjau di Bekasi
Polisi kembali tekankan imbauan yang sama:
- Jika menemukan benda mencurigakan (mirip peluru, bom, mortir, granat), jangan disentuh apalagi dibawa pulang.
- Jangan pernah bakar, gerinda, atau pukul benda tersebut.
- Segera laporkan ke polsek terdekat atau hubungi 110.
Bekasi memang sering jadi temuan amunisi aktif karena dekat dengan kawasan industri dan pernah jadi lokasi latihan militer. Kasus serupa pernah terjadi di Cikarang dan Tambun beberapa tahun lalu.
Semoga tragedi ini jadi yang terakhir dan semua pemulung lebih waspada. Keselamatan jauh lebih berharga daripada beberapa kilogram besi tua.
