Fakta-Fakta Ayah Tiri Gantung Diri Usai Culik-Bunuh Bocah Alvaro, Delapan Bulan Hilang

Ayah Tiri Gantung Diri Usai Culik-Bunuh Bocah Alvaro

Halo Jakarta – Kasus hilangnya bocah Alvaro Kiano Nugroho (6 tahun) berakhir tragis setelah delapan bulan pencarian. Ayah tirinya, AI, ternyata culik dan bunuh Alvaro pada 6 Maret 2025, lalu buang jenazah di Tenjo, Bogor, tiga hari kemudian. AI sempat tipu polisi dengan pura-pura cari korban, tapi akhirnya ketangkap pada 21 November 2025. Ironis, ia gantung diri di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan pada 23 November 2025—tepat saat kerangka diduga Alvaro ditemukan. Apa saja fakta mengerikan di balik kasus ini? Mari kita kupas kronologi, motif, dan respons polisi!

Kronologi Tragis: Dari Penculikan 6 Maret Hingga Jenazah Ditemukan 23 November

Alvaro hilang sejak 6 Maret 2025 di rumah AI di kawasan Tangerang. AI culik dan bunuh bocah itu karena dendam—ia curiga ibu Alvaro, Arumi, selingkuh. Jenazah Alvaro dibungkus kantong plastik dan disimpan di garasi rumah selama tiga hari. Pada 9 Maret, AI buang jenazah ke kawasan Tenjo, Bogor, pakai mobil bercat silver. Selama delapan bulan, AI tipu polisi dengan datang ke kantor dan tinggalkan jejak pencarian palsu di ponselnya.

Bacaan Lainnya

AI akhirnya ketangkap pada Jumat (21/11/2025) oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan setelah pemeriksaan digital forensik ungkap kebohongan. Sabtu pagi (23/11), saat pra-rekonstruksi, polisi temukan kerangka diduga Alvaro di Tenjo. Tak lama, AI minta izin ke toilet, ganti celana panjang, dan gantung diri di ruang konseling pukul 06.30-09.00 WIB.

Motif Dendam dan Cara AI Tipu Polisi Selama Delapan Bulan

AI culik Alvaro karena curiga Arumi selingkuh. Ia bunuh bocah itu, simpan jenazah di garasi, lalu buang ke Tenjo. Selama pencarian, AI berpura-pura hancur: ia datang ke polisi, tinggalkan jejak pencarian di ponsel, dan ikut demo cari anak hilang. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ardian Satrio Utomo bilang: “AI berusaha mengelabui, datang ke polsek dan tinggalkan jejak digital palsu di handphone-nya.”

Kerangka Alvaro ditemukan selama pra-rekonstruksi AI. Tes DNA konfirmasi identitas—Arumi sedang dalam perjalanan dari Malaysia ke Jakarta untuk ikut proses.

Respons Polisi: Tangkap AI, Olah TKP, dan Dalami Kasus

Polisi gerak cepat setelah laporan hilang. Pemeriksaan digital ungkap kebohongan AI, lalu tangkap ia pada 21 November. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto ungkap: “AI minta izin ke toilet, ganti celana panjang karena yang pendek kotor. Ia gantung diri pakai celana itu.” Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly tambah: “Kami butuh tes DNA untuk konfirmasi kerangka itu Alvaro.”

Kasus ditangani Polres Metro Jakarta Selatan dengan bantuan Polda Metro Jaya. Kakek Alvaro, Tugimin, bilang: “Sekarang lagi dalam perjalanan dari Malaysia. Belum bisa komunikasi karena di pesawat.”

Dampak Pilu: Keluarga Hancur, Pengingat Bahaya Kekerasan Domestik

Kasus ini hancurkan keluarga Alvaro. Arumi harus hadapi trauma ganda: kehilangan anak dan pengkhianatan ayah tiri. Polisi jerat AI dengan Pasal 81 ayat (1), (2), (3) dan/atau Pasal 82 ayat (1) UU Perlindungan Anak—ancaman seumur hidup atau mati. Ini pengingat pilu kekerasan domestik sering sembunyi di balik dendam—lindungi anak dari predator terdekat.

Pos terkait