Elias Rodriguez Tembak Staf Kedubes Israel di AS

Pelaku Penembakan Staf Kedubes Israel di AS

Elias Rodriguez, pria berusia 31 tahun dari Chicago, menembak mati dua staf Kedutaan Besar Israel di Washington, DC, pada 21 Mei 2025. Insiden di dekat Capital Jewish Museum ini memicu kecaman global dan ketegangan diplomatik. Siapa Rodriguez dan apa motifnya? Simak fakta berikut!

Kronologi Penembakan

Penembakan terjadi Rabu malam, 21 Mei 2025, di luar Capital Jewish Museum, 1,6 km dari Gedung Putih. Rodriguez menewaskan Yaron Lischinsky, warga Israel, dan Sarah Lynn Milgrim, warga AS, yang bekerja untuk kedutaan. Akibatnya, Israel memperketat keamanan di semua misi diplomatiknya. Menurut Kepala Polisi Washington Pamela Smith, Rodriguez meneriakkan “Free Palestine” saat ditangkap, menunjukkan motif politik terkait konflik Israel-Palestina.

Bacaan Lainnya

Profil Elias Rodriguez

Rodriguez, kelahiran Chicago, tinggal di Albany Park, kawasan imigran. Ia lulus dari University of Illinois pada 2018 dengan gelar Bahasa Inggris dan bekerja di organisasi nonprofit kesehatan. Menurut laporan, ia tidak memiliki catatan kriminal. Namun, media sosialnya menunjukkan dukungan kuat untuk Palestina dan kritik terhadap operasi militer Israel di Gaza. Selain itu, ia pernah bergabung dalam protes anti-Amazon bersama ANSWER Coalition pada 2018, sebuah kelompok anti-perang.

Motif dan Manifesto

Rodriguez mengaku menembak untuk mendukung “Palestina dan Gaza,” seperti dikutip jaksa dalam dokumen pengadilan. Ia menulis manifesto daring yang menyebut kata “halilintar” dari bahasa Indonesia, menyinggung kekejaman Israel. Sementara itu, FBI menyelidiki manifesto ini sebagai bukti motif kebencian anti-Israel. Rodriguez juga sempat terkait dengan Party for Socialism and Liberation (PSL) pada 2017, tetapi PSL menegaskan tidak mendukung aksinya. Oleh karena itu, motifnya menggabungkan aktivisme politik dan ideologi radikal.

Dakwaan dan Proses Hukum

Pada 22 Mei 2025, Rodriguez menghadapi sidang dengan dakwaan pembunuhan tingkat pertama, pembunuhan pejabat asing, dan penggunaan senjata api dalam kejahatan kekerasan. Jaksa AS Jeanine Pirro menyebut ia berpotensi menghadapi hukuman mati. Menurut dokumen pengadilan, Rodriguez terbang dari Chicago sehari sebelumnya dan membeli senjata secara legal di Illinois. Dengan demikian, penyidik menyelami kemungkinan aksi ini sebagai terorisme bermotif kebencian.

Kecaman dan Ketegangan Diplomatik

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menuding penembakan ini terkait tekanan internasional terhadap Israel, menyebutnya akibat “penghasutan anti-Semit.” Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengecam aksi tersebut sebagai antisemit. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyebut insiden ini tindakan anti-Semit dalam panggilan dengan Netanyahu. Meskipun demikian, Prancis membantah tuduhan Israel bahwa Eropa memicu insiden ini.

Dampak pada Keamanan Global

Insiden ini meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan diplomatik di AS dan dunia. Israel memperketat pengamanan kedutaan, sementara FBI menyelidiki potensi jaringan di balik aksi Rodriguez. Menurut laporan, penembakan ini terjadi di tengah eskalasi konflik Israel-Hamas, yang telah menewaskan puluhan ribu orang di Gaza sejak 2023. Oleh karena itu, insiden ini memperumit hubungan internasional.

Implikasi Politik dan Sosial

Penembakan ini mencerminkan polarisasi global terkait konflik Israel-Palestina. Aksi Rodriguez, meskipun ekstrem, menunjukkan sentimen pro-Palestina di kalangan tertentu. Namun, kekerasan ini memicu debat tentang batas protes politik dan risiko radikalisasi. Apakah insiden ini akan mengubah kebijakan AS terhadap konflik Timur Tengah? Penyelidikan mendalam akan menentukan langkah berikutnya.

Pos terkait