Isu reshuffle Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto kembali bergulir, namun Istana menegaskan tidak ada rencana perombakan menteri saat ini. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan Prabowo fokus mengevaluasi kinerja kabinet secara rutin. Apa fakta di balik spekulasi ini? Simak ulasan berikut!
Awal Mula Isu Reshuffle
Pada Februari 2025, Prabowo menyatakan akan menyingkirkan menteri yang tidak bekerja untuk rakyat, memicu spekulasi reshuffle. Akibatnya, desakan untuk perombakan muncul, termasuk dari Forum Purnawirawan TNI yang meminta penggantian menteri tertentu. Menurut laporan, isu ini terus bergulir hingga Mei 2025. Namun, Istana menegaskan belum ada pembahasan resmi tentang reshuffle.
Bantahan Istana dan Fokus Evaluasi
Prasetyo Hadi, dalam keterangan di Kompleks Istana Kepresidenan pada 23 Mei 2025, menegaskan reshuffle belum masuk agenda. Ia menjelaskan Prabowo memantau kinerja menteri melalui evaluasi berkala. Selain itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan reshuffle merupakan hak prerogatif presiden. “Hanya Presiden yang tahu waktunya,” ujar Hasan pada Februari 2025. Oleh karena itu, spekulasi reshuffle masih prematur.
“Sampai saat ini, alhamdulillah, belum ada pembahasan reshuffle,” tegas Prasetyo.
Kinerja Kabinet Merah Putih
Kabinet Merah Putih, dengan 48 menteri dan 56 wakil menteri, menghadapi tantangan koordinasi. Menurut Prasetyo, Prabowo memastikan menteri menjalankan program pro-rakyat, seperti peningkatan lifting minyak nasional di Terubuk sebesar 20.000 barel per hari. Sementara itu, Hasan membantah anggapan bahwa kabinet bermasalah, menyebut kinerja menteri mendapat apresiasi Prabowo. Dengan demikian, evaluasi rutin menjadi alat utama menjaga performa.
Tanggapan Pihak Lain
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyerahkan keputusan reshuffle kepada Prabowo, menyebutnya hak prerogatif presiden pada Februari 2025. Selain itu, Menteri Perumahan Maruarar Sirait menyatakan semua menteri siap menerima keputusan Prabowo, sesuai pakta integritas. Namun, isu reshuffle sempat disalahartikan sebagai perombakan internal Partai Golkar oleh Bahlil pada April 2025. Akibatnya, publik perlu memahami konteks untuk menghindari kesalahpahaman.
Implikasi Politik Reshuffle
Spekulasi reshuffle mencerminkan dinamika politik dalam koalisi besar Kabinet Merah Putih. Menurut analis, perombakan dapat meningkatkan efisiensi, tetapi juga memicu ketegangan antarpartai pendukung. Sementara itu, evaluasi rutin Prabowo menunjukkan pendekatan hati-hati untuk menjaga stabilitas. Apakah reshuffle akan terjadi? Keputusan Prabowo akan menentukan arah pemerintahan ke depan.
Tantangan Stabilitas Kabinet
Kabinet besar seperti Merah Putih memerlukan koordinasi yang kuat untuk menjalankan program seperti industrialisasi dan ketahanan pangan. Meskipun demikian, isu reshuffle berpotensi mengganggu fokus menteri pada target nasional. Prabowo, menurut Hasan, menginginkan menteri bekerja tanpa kepentingan pribadi. Oleh karena itu, menjaga stabilitas sambil memastikan kinerja optimal menjadi prioritas utama.
Pentingnya Transparansi Politik
Isu reshuffle menyoroti perlunya transparansi dalam pengambilan keputusan politik. Publik berhak mengetahui kinerja menteri melalui laporan yang jelas. Sementara itu, evaluasi berkala dapat mencegah spekulasi berlebihan. Dengan demikian, pemerintahan yang akuntabel akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap visi Prabowo untuk Indonesia.