Bitcoin Tembus Rp 1,77 Miliar Pada 26 Mei 2025, Ini Prediksinya

Bitcoin Tembus Rp 1,77 Miliar

Harga Bitcoin (BTC) mencatatkan kenaikan pada 26 Mei 2025, mencapai USD 109.185 atau sekitar Rp 1,77 miliar (kurs Rp 16.261). Lonjakan ini menandakan tren bullish yang berlanjut, didorong oleh faktor institusional dan regulasi. Apa pemicu kenaikan dan prediksi ke depan? Simak fakta berikut!

Kenaikan Harga Bitcoin

Pada Senin pagi, 26 Mei 2025, Bitcoin naik 1,01% dalam 24 jam, melanjutkan tren positif, menurut data Coinmarketcap. Volume perdagangan harian mencapai USD 48,52 miliar (Rp 800 triliun), dengan kapitalisasi pasar USD 2,17 triliun. Akibatnya, Bitcoin tetap mendominasi pasar kripto, dengan 19,87 juta BTC beredar dari total 21 juta BTC. Menurut postingan di X, harga BTC mendekati level USD 109.600, menunjukkan optimisme investor.

Bacaan Lainnya

Faktor Pendorong Kenaikan

Lonjakan Bitcoin didorong oleh beberapa faktor. Pertama, arus masuk dana ke ETF Bitcoin spot, seperti BlackRock, mencapai USD 3,4 miliar baru-baru ini, menurut analis di X. Kedua, kejelasan regulasi di AS pasca-kemenangan Donald Trump memperkuat kepercayaan pasar. Selain itu, hubungan terbalik antara Bitcoin dan dolar AS mendukung narasi “emas digital.” Dengan demikian, investor institusional semakin menganggap Lonjakan Bitcoin sebagai aset sah.

Prediksi Harga ke Depan

Analis Bybit Shunyet Jan memprediksi Bitcoin bisa mencapai USD 125.000 (Rp 2 miliar) pada akhir Q2 2025, didorong oleh regulasi pro-kripto dan adopsi institusional. Menurut platform Polymarket, ada peluang 63% Bitcoin melampaui USD 130.000 sebelum akhir 2025. Sementara itu, beberapa analis memperkirakan puncak siklus ini bisa mencapai USD 150.000, meskipun sentimen “Greed” (Indeks Fear & Greed 74) menandakan risiko koreksi. Oleh karena itu, investor perlu waspada terhadap volatilitas.

Pergerakan Altcoin Lain

Ethereum (ETH) naik 1,07% dalam 24 jam, mencapai Rp 41,3 juta per koin, menurut Coinmarketcap. Binance Coin (BNB) menguat 0,21% ke Rp 10,69 juta, sementara Cardano (ADA) naik 1,68% ke Rp 12.329. Namun, Solana (SOL) turun 0,76% ke Rp 2,83 juta. Akibatnya, pasar kripto menunjukkan dinamika beragam, dengan Bitcoin tetap memimpin. Dominasi pasar Bitcoin di level 63,87% mencerminkan preferensi investor, menurut data pasar.

Implikasi Pasar Kripto

Kenaikan Bitcoin memperkuat posisinya sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Menurut analis, arus masuk ETF dan kebijakan pro-kripto AS mendorong likuiditas pasar. Sementara itu, integrasi stablecoin seperti Tether (USDT) di jaringan Bitcoin, seperti Lightning Network, meningkatkan utilitas kripto. Namun, volatilitas tetap menjadi tantangan, terutama dengan potensi koreksi harga. Dengan demikian, pasar kripto terus berkembang dengan peluang dan risiko.

Tantangan dan Peluang

Meskipun bullish, pasar kripto menghadapi risiko. Sentimen “Greed” yang berkepanjangan dapat memicu koreksi, seperti yang terjadi pada Desember 2024 ketika Bitcoin jatuh di bawah USD 100.000. Menurut laporan, penurunan tarif perdagangan AS-China sebesar 90 hari pada April 2025 mendukung sentimen risk-on. Selain itu, prediksi jangka panjang, seperti USD 200.000 pada akhir 2025 oleh Standard Chartered, menunjukkan potensi besar. Apakah Bitcoin akan terus naik? Kewaspadaan tetap diperlukan.

Pos terkait