Halo Jakarta – Timnas Indonesia U-23 kembali tunjukkan gigi di laga uji coba internasional! Selasa malam (18 November 2025) di Stadion Pakansari, Cibinong, Garuda Muda imbang sengit 2-2 melawan Mali—hasil yang bikin pelatih Indra Sjafri tersenyum puas meski poin terbagi. Leg kedua ini lanjutkan momentum leg pertama (imbang 1-1), dengan Rafael Struick jadi pahlawan lewat gol krusial menit 52. Mauro Zijlstra juga cetak satu, sementara kiper Daffa Fasya bikin penyelamatan gemilang. Mali unggul dulu via Sekou Kone (11′), tapi Indonesia balas ganas di babak kedua. Apa makna hasil ini buat persiapan Garuda Muda? Mari kita kupas jalannya laga dan performa bintangnya!
Jalannya Pertandingan: Drama dari Babak Pertama Sampai Injury Time
Laga dimulai dengan tempo tinggi di Stadion Pakansari yang penuh semangat. Mali langsung tekan di menit ke-11: Sekou Kone manfaatkan umpan terobosan untuk bobol gawang Daffa Fasya—skor 0-1 untuk tamu Afrika. Indonesia gak panik; Indra Sjafri instruksikan pressing tinggi. Mauro Zijlstra samakan kedudukan di menit 38 lewat sepakan keras dari luar kotak penalti—1-1! Babak pertama tutup dengan peluang bolak-balik, tapi tak ada tambahan gol.
Babak kedua langsung panas. Indra Sjafri ganti Hokky Caraka dengan Ricky Pratama untuk tambah kecepatan. Mali ancam di menit 48, tapi Daffa Fasya selamatkan tendangan Sekou Kone. Indonesia balas tekan: menit 49, tembakan Zijlstra diblok pertahanan Mali. Klimaks datang menit 52: serangan sisi kanan Raka Cahyana umpan tarik ke kotak penalti, Zijlstra gagal kuasai bola, tapi Struick langsung nendang keras—2-1! Gol ini bikin bangku cadangan Garuda Muda meledak kegirangan.
Mali gak tinggal diam: Hamidou Makalou dan Kone coba tembak dari luar, tapi Daffa lagi-lagi heroik selamatkan salto Pape Sissoko menit 60. Sayang, menit 70 Kone cetak brace via umpan Makalou—2-2. Mali lalu terapkan pertahanan tinggi, bikin Indonesia kesulitan main bola pendek. Indra Sjafri ganti tiga pemain menit 77: Zijlstra, Dion Markx, dan Struick keluar untuk Rayhan Hannan, Brandon, dan Jens Raven. Peluang Indonesia menit 81: tendangan bebas Dony Tri ditepis kiper Sissoko, rebound Rayhan gagal. Injury time, Daffa selamatkan peluang Mali lagi—peluit akhir berbunyi, 2-2!
Performa Bintang: Struick dan Zijlstra Bawa Garuda Muda Bangkit
Rafael Struick jadi man of the match dengan gol penentu keunggulan sementara—tendangan kerasnya dari kotak penalti tunjukkan insting killer. Mauro Zijlstra tak kalah: gol penyama plus 2 key passes, meski diganti di akhir. Kiper Daffa Fasya bikin 3 penyelamatan krusial, termasuk salto Sissoko. Di belakang, Virgil van Dijk-nya Indonesia, Muhammad Ferarri, pimpin pertahanan solid. Mali andalkan Sekou Kone (2 gol), tapi lini tengah mereka kalah kreatif.
Berikut statistik kunci laga:
| Statistik | Indonesia U-23 | Mali U-23 |
|---|---|---|
| Penguasaan Bola | 58% | 42% |
| Shots on Target | 6 | 5 |
| Total Shots | 14 | 12 |
| Passing Accuracy | 84% | 78% |
| Corners | 5 | 3 |
Sumber: PSSI & laporan pertandingan. Indonesia unggul tembakan, tapi efisiensi finishing masih PR.
Komentar Indra Sjafri: “Hasil Imbang Ini Berharga untuk Mental Tim”
Pelatih Indra Sjafri puas dengan comeback anak asuhnya: “Kami unggul dulu, tapi Mali tim tangguh. Gol Struick tunjukkan semangat juang Garuda Muda. Imbang 2-2 ini berharga banget untuk mental jelang turnamen mendatang.” Ia puji Daffa Fasya: “Kiper muda ini selamatkan kami berkali-kali.” Mali, yang datang sebagai tim Afrika kuat, akui ketangguhan Indonesia: “Mereka main agresif, kami belajar banyak.”
Dampak untuk Garuda Muda: Momentum Positif Jelang Kompetisi Asia
Hasil imbang ini lanjutkan tren positif: leg pertama 1-1, sekarang 2-2—Garuda Muda tunjukkan kemampuan saingi tim non-Asia. Ini persiapan matang buat Piala Asia U-23 2026 atau kualifikasi Olimpiade. Struick dan Zijlstra (pemain diaspora Belanda) jadi andalan, sementara talenta lokal seperti Dony Tri tambah percaya diri. PSSI targetkan 3 uji coba lagi sebelum akhir tahun—pantau terus perjuangan mereka!
