Populasi mobil listrik di Indonesia meledak dengan pangsa pasar capai 10,14% Januari-Agustus 2025, BYD jadi raja dengan penjualan 18.989 unit. Halo Jakarta merangkum kronologi pertumbuhan, data penjualan BYD dan Denza, respons pasar, dampak ekonomi, dan tips beli mobil listrik untuk hemat dan ramah lingkungan.
Kronologi Pertumbuhan: Dari 0,5% ke 10% dalam 4 Tahun
Menurut Halo Jakarta, populasi mobil listrik di Indonesia meledak sejak 2021, naik dari 0,5% pangsa pasar menjadi lebih dari 10% di 2025. Kemenperin catat wholesales Januari-Agustus 2025 capai 50.831 unit dari total 500.951 mobil, naik berkat insentif percepatan ekosistem EV. Selanjutnya, Gaikindo laporkan peningkatan 150% tahun ini. Misalnya, kebijakan diskon PPN dan subsidi baterai dorong adopsi. Oleh karena itu, BYD jadi raja pasar dengan lini produk lengkap. Akibatnya, impor EV China dominasi, tapi lokal konten naik 40%.
Pertumbuhan ini tunjukkan transisi energi. Misalnya, 2021 hanya 687 unit, sekarang 50 ribu. Selain itu, infrastruktur SPKLU capai 1.000 unit. Dengan demikian, populasi mobil listrik di Indonesia meledak jadi tren global.
Data Penjualan: BYD dan Denza Dominasi 50%
BYD kuasai pasar, seperti dicatat Halo Jakarta:
-
BYD: 18.989 unit, M6 8.522, Sealion 7 6.997, Atto 1 1.818, Seal 1.048, Dolphin 507, E6 97.
-
Denza: 6.548 unit D9, MPV mewah Car of The Year 2025.
-
Total Kumulatif: 25.537 unit, 50,23% penjualan EV.
Misalnya, BYD Atto 1 low hatchback, Dolphin medium, M6 MPV, Atto 3 compact SUV, Sealion 7 medium SUV, Seal sedan, Denza D9 large MPV. Selain itu, lengkapnya lini produk BYD jadi kunci. Oleh karena itu, BYD jadi raja pasar EV Indonesia. Akibatnya, kompetitor seperti Wuling dan Chery tekanan.
Data lebih rinci, BYD kuasai segmen menengah. Misalnya, M6 laris untuk keluarga. Selain itu, Denza D9 mewah tarik premium. Dengan demikian, dominasi China kuatkan ekosistem EV.
Respons Pasar: Insentif dan Adopsi Konsumen
Pasar antusias, menurut Halo Jakarta. Misalnya, Direktur ILMATAP Kemenperin Mahardi Tunggul Wicaksono sebut insentif dan kebijakan percepatan EV dorong pertumbuhan. Selain itu, konsumen pilih BYD karena baterai Blade dan fitur ADAS. Namun, infrastruktur SPKLU masih terbatas. Oleh karena itu, pemerintah targetkan 2.400 SPKLU tahun depan. Akibatnya, penjualan EV naik 150%. Dengan demikian, BYD jadi raja berkat inovasi.
Respons konsumen positif. Misalnya, forum otomotif puji Atto 3 irit 400 km/jarak. Selain itu, Denza D9 nyaman untuk MPV. Dengan demikian, pasar EV matang.
Dampak Populasi Meledak: Ekonomi dan Lingkungan
Pertumbuhan EV bawa dampak, seperti dilaporkan Halo Jakarta. Misalnya, BYD ciptakan ribuan lapangan kerja di pabrik Karawang. Selain itu, kurangi emisi CO2 20% di kota besar. Namun, impor baterai tingkatkan defisit perdagangan. Oleh karena itu, lokal konten naik 40% tahun ini. Akibatnya, ekonomi hijau tumbuh. Dengan demikian, populasi mobil listrik di Indonesia meledak dukung target nol emisi 2060.
Dampak jangka panjang, EV dorong industri baterai lokal. Misalnya, LG dan CATL bangun pabrik. Selain itu, subsidi PPN 1% tarik pembeli. Dengan demikian, BYD jadi raja perkuat transisi energi.
Tips Beli Mobil Listrik BYD di Indonesia
Halo Jakarta sarankan langkah berikut untuk pilih BYD:
-
Test Drive: Coba Atto 3 atau Dolphin di dealer BYD; rasakan irit dan ADAS.
-
Hitung Subsidi: Manfaatkan diskon PPN 1% dan cicilan 0%; cek OTR Karawang.
-
Periksa Garansi: BYD tawarkan baterai 8 tahun; bandingkan dengan Wuling.
-
Lokasi SPKLU: Pastikan rute harian dekat stasiun pengisian; gunakan app PLN.
Selanjutnya, ikuti @BYDIndonesia di X untuk promo. Dengan demikian, dapatkan EV hemat.
Populasi Mobil Listrik Indonesia Meledak dengan BYD Raja
Populasi mobil listrik di Indonesia meledak 10%, BYD kuasai 37%. Mana model favorit? Tulis komentar Anda dan ikuti berita terbaru di Halo Jakarta!
Ikuti berita terkait hanya di Halo Jakarta




