Netanyahu Tuding Prancis, Inggris, Kanada Dukung Hamas

Netanyahu mengecam tiga negara sekutu Barat

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Prancis, Inggris, dan Kanada “memperkuat” Hamas dengan mendukung embargo senjata ke Israel. Tuduhan ini memicu kontroversi di tengah ketegangan konflik Israel-Palestina. Apa latar belakang dan dampak tuduhan tersebut? Simak fakta berikut!

Latar Belakang Tuduhan Netanyahu

Pada 22 Mei 2025, Netanyahu mengecam tiga negara sekutu Barat tersebut dalam pernyataan resmi. Ia menuding mereka memberikan “hadiah besar” kepada Hamas dengan mendukung embargo senjata, merujuk pada seruan embargo oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Akibatnya, hubungan diplomatik Israel dengan ketiga negara memanas. Menurut Netanyahu, embargo ini melemahkan pertahanan Israel terhadap Hamas, kelompok yang dianggap teroris oleh Israel dan sekutunya.

Bacaan Lainnya

Konteks Embargo Senjata

Tuduhan ini terkait serangan Israel di Gaza, yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina sejak eskalasi pada Oktober 2023. Trudeau menyerukan penghentian pengiriman senjata ke Israel pada Februari 2025, diikuti Lammy dan Macron yang mengecam serangan di Rafah. Menurut laporan, ketiga negara prihatin atas pelanggaran hukum internasional di Gaza, terutama setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu pada November 2024 atas dugaan kejahatan perang. Sementara itu, Israel bersikeras operasinya menargetkan Hamas, bukan warga sipil.

Respon dari Prancis, Inggris, dan Kanada

Prancis membantah tuduhan Netanyahu, menegaskan komitmennya pada hukum internasional tanpa mendukung Hamas. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan bahwa Netanyahu dilindungi oleh kekebalan ICC, tetapi embargo diperlukan untuk mendorong gencatan senjata. Inggris dan Kanada juga menolak tuduhan, menyebut seruan embargo sebagai respons terhadap krisis kemanusiaan di Gaza, bukan dukungan untuk Hamas. Oleh karena itu, ketiga negara menegaskan posisi mereka bertujuan mengurangi kekerasan, bukan memperkuat kelompok tertentu.

Ketegangan Diplomatik yang Meningkat

Tuduhan Netanyahu memperburuk hubungan Israel dengan sekutu Barat. Menurut analis, pernyataannya bertujuan mengalihkan perhatian dari tekanan internasional, termasuk surat perintah ICC. Selain itu, tuduhan ini muncul di tengah kecaman global atas serangan Israel di Rafah, yang disebut “pembantaian” oleh pejabat Hamas Sami Abu Zuhri. Dengan demikian, pernyataan Netanyahu memicu debat tentang legitimasi operasi militer Israel dan respons Barat terhadap konflik tersebut.

Dampak pada Konflik Israel-Palestina

Tuduhan ini memperumit upaya gencatan senjata di Gaza. Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang, sementara serangan balasan Israel telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina. Menurut laporan Reuters, Israel menawarkan gencatan senjata pada April 2024, tetapi Hamas menolak, menuntut pembebasan tahanan. Sementara itu, embargo senjata dapat membatasi kemampuan militer Israel, memengaruhi dinamika konflik. Apakah tuduhan ini akan menghambat diplomasi? Negosiasi tetap menjadi kunci.

Implikasi Politik Global

Pernyataan Netanyahu menyoroti polarisasi internasional terkait konflik Israel-Palestina. Dukungan Barat untuk Israel, seperti pasokan senjata AS, kontras dengan seruan embargo dari Prancis, Inggris, dan Kanada. Menurut postingan di X, tuduhan ini mendapat perhatian luas, dengan beberapa pihak menyebutnya upaya Netanyahu untuk mempertahankan narasi domestik. Namun, tekanan ICC dan krisis kemanusiaan di Gaza membuat posisi Israel semakin sulit. Oleh karena itu, konflik ini memengaruhi hubungan global.

Masa Depan Hubungan Diplomatik

Tuduhan Netanyahu berpotensi merusak kerja sama Israel dengan Prancis, Inggris, dan Kanada dalam isu keamanan dan perdagangan. Meskipun demikian, ketiga negara menegaskan komitmen mereka pada solusi dua negara untuk Israel-Palestina. Menurut laporan, diplomasi intensif diperlukan untuk meredakan ketegangan. Dengan demikian, langkah selanjutnya akan menentukan apakah hubungan dapat dipulihkan atau semakin memburuk.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *