Michael Saylor Isyaratkan Strategy Borong Bitcoin Lagi

Michael Saylor Borong Bitcoin

Michael Saylor, Chairman Strategy, mengisyaratkan perusahaan akan kembali membeli Bitcoin secara agresif pada 4 Juni 2025. Langkah ini memperkuat posisi Strategy sebagai pemegang Bitcoin terbesar. Apa rencana Saylor dan dampaknya? Simak fakta berikut!

Sinyal Pembelian Bitcoin

Saylor memposting unggahan di platform X pada 4 Juni 2025, menunjukkan pembelian Bitcoin selama delapan minggu berturut-turut, sinyal kuat sebelum pengumuman akuisisi resmi. Strategy saat ini menguasai 580.250 BTC, senilai USD 60,7 miliar atau Rp 989 triliun (kurs Rp 16.294). Pembelian terbaru mencakup 4.020 BTC seharga USD 427 juta. Akibatnya, pasar kripto merespons positif, dengan harga Bitcoin naik 2,5% ke USD 68.200 pada 1 Juni. Dengan demikian, isyarat Saylor memicu antusiasme investor.

Bacaan Lainnya

Strategi Agresif Strategy

Strategy, sebelumnya MicroStrategy, telah membeli Bitcoin sejak 2020, menjadikannya pemegang korporat terbesar dengan 2,3% pasokan BTC beredar. Michael Saylor memandang Bitcoin sebagai lindung nilai inflasi dan aset jangka panjang. Perusahaan mendanai pembelian melalui obligasi konversi, seperti utang USD 2 miliar yang akan jatuh tempo pada 2030. Selain itu, Strategy menerapkan rencana “21/21”, mengumpulkan USD 42 miliar untuk akuisisi BTC hingga 2027. Oleh karena itu, strategi ini menunjukkan keyakinan Saylor terhadap Bitcoin.

Dampak pada Pasar Kripto

Pembelian Strategy kerap memicu kenaikan harga Bitcoin. Lonjakan 2,5% pada 1 Juni mencerminkan sentimen bullish investor ritel dan institusional. Cadangan Bitcoin di bursa menyentuh titik terendah, menandakan permintaan kuat. Selain itu, arus masuk ETF Bitcoin spot AS mencapai USD 209 juta pada 19 Maret 2025, memperkuat tren positif. Meski volatilitas tetap membayangi, RSI netral di 65,44 menunjukkan ruang untuk konsolidasi. Dengan demikian, aksi Saylor memperkuat kepercayaan pasar.

Kontroversi dan Kritik

Strategi Saylor menuai pujian sekaligus kritik. Pendukung memuji visinya yang memperkuat desentralisasi Bitcoin melalui adopsi institusional. Namun, kritikus seperti David Krause memperingatkan risiko kerugian jika harga Bitcoin anjlok, mengingat Strategy bergantung pada utang untuk pembelian. Saylor membantah kekhawatiran ini, menyatakan partisipasi institusi justru meningkatkan ketahanan jaringan. Akibatnya, pandangannya memicu debat tentang dominasi korporat di pasar kripto. Oleh karena itu, strategi ini tetap menjadi sorotan.

Respons Publik dan Indonesia

Investor Indonesia, dengan 13,31 juta pengguna kripto, menunjukkan antusiasme di media sosial, mendiskusikan potensi kenaikan Bitcoin. Volume perdagangan di platform seperti Tokocrypto naik 12% pada 31 Mei 2025. Publik memuji Saylor sebagai katalis pasar, meski beberapa khawatir akan volatilitas. Selain itu, pertumbuhan pengguna kripto Indonesia sebesar 54% pada 2024 memperkuat adopsi lokal. Dengan demikian, isyarat Saylor memengaruhi sentimen positif di Indonesia.

Prospek Investasi Bitcoin

Saylor memprediksi harga Bitcoin mencapai USD 13 juta pada 2045, didorong oleh deflasi pasokan dan adopsi global. Analis memperkirakan BTC berpotensi menyentuh USD 120.000–130.000 pada Juni 2025 jika bertahan di atas USD 100.000. Investor disarankan menerapkan strategi beli bertahap untuk meredam volatilitas. Indonesia dapat memanfaatkan basis pengguna kripto untuk memperluas edukasi investasi aman. Selain itu, kebijakan moneter AS pada FOMC 17–18 Juni akan memengaruhi pasar. Oleh karena itu, Bitcoin tetap menarik dengan risiko terukur.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *