Presiden Prancis Emmanuel Macron tiba di Jakarta pada 27 Mei 2025 untuk kunjungan kenegaraan, memuji Indonesia sebagai “negara indah”. Kunjungan ini bertujuan memperkuat hubungan bilateral, khususnya di bidang pertahanan dan perdagangan. Apa agenda dan dampaknya? Simak fakta berikut!
Kedatangan Macron di Jakarta
Macron, didampingi Ibu Negara Brigitte Macron, mendarat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma pada Selasa malam, 27 Mei 2025. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Luar Negeri Sugiono menyambutnya. Macron menyatakan kegembiraannya kembali ke Indonesia, menyebutnya “negara indah” dan mengaku senang bertemu sahabatnya, Presiden Prabowo Subianto. Akibatnya, kunjungan ini menarik perhatian publik sebagai bagian dari tur Asia Tenggara Macron. Menurut Reuters, agenda utama mencakup pembahasan kemitraan strategis.
Agenda Kunjungan Kenegaraan
Macron dijadwalkan bertemu Prabowo di Istana Merdeka pada 28 Mei 2025 untuk membahas kerja sama pertahanan, perdagangan, dan investasi. Prancis, sebagai pemasok utama alutsista Indonesia, telah menandatangani kontrak pembelian 42 jet Rafale senilai USD 8,1 miliar pada 2022, saat Prabowo menjabat Menteri Pertahanan. Selain itu, Macron akan bertemu investor, mahasiswa, dan menghadiri jamuan kenegaraan. Ia juga akan mengunjungi Candi Borobudur, menurut Menteri PUPR Dody Hanggodo. Oleh karena itu, kunjungan ini memperkuat hubungan diplomatik yang terjalin sejak 1950.
Konteks Hubungan Bilateral
Kunjungan ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Prancis. Indonesia merupakan klien terbesar senjata Prancis di Asia Tenggara, dengan kontrak kapal selam Scorpene dan fregat FREMM. Menurut The Jakarta Post, kunjungan Macron membuka peluang memperdalam otonomi strategis Indonesia melalui pengembangan industri pertahanan lokal. Sementara itu, Prancis memposisikan diri sebagai penyeimbang antara AS dan Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. Dengan demikian, kemitraan ini strategis bagi kedua negara.
Fokus Kerja Sama Pertahanan
Prabowo, yang menjalin hubungan erat dengan Prancis sejak menjabat Menkomarves, mengutamakan kerja sama pertahanan. Ia bertemu Macron di Paris pada Juli 2024 untuk membahas transfer teknologi dan produksi alutsista. Menurut laporan, Indonesia ingin membangun basis industri pertahanan mandiri, sejalan dengan visi Prabowo. Selain itu, kerja sama ini mendukung program prioritas seperti Sekolah Rakyat dan Makan Bergizi Gratis. Oleh karena itu, kunjungan ini memperkuat fondasi kemitraan jangka panjang.
Implikasi Ekonomi dan Politik
Kunjungan Macron mendorong investasi Prancis di Indonesia, khususnya di sektor energi dan infrastruktur. Total perdagangan bilateral mencapai USD 2,8 miliar pada 2024, dengan potensi meningkat melalui kemitraan baru. Sementara itu, Prancis mendukung posisi Indonesia di Indo-Pasifik, memperkuat diplomasi multilateral. Menurut analis, kerja sama ini dapat memperkuat otonomi strategis Indonesia di tengah persaingan global. Dengan demikian, kunjungan ini memiliki dampak signifikan bagi hubungan bilateral.
Tantangan dan Peluang
Tantangan utama adalah memastikan transfer teknologi dan manfaat ekonomi yang seimbang. Menurut narasumber, Indonesia perlu menegosiasikan kontrak yang mendukung industri lokal tanpa ketergantungan. Selain itu, isu lingkungan dan tenaga kerja dalam proyek investasi Prancis memerlukan pengawasan ketat. Namun, peluang untuk memperluas kerja sama di bidang pendidikan dan budaya tetap terbuka. Apakah kunjungan ini akan memperkuat kemitraan? Diplomasi aktif akan menentukan hasilnya.