Bank Sentral Kazakhstan melaporkan aset kripto senilai USD 15 miliar atau Rp 243,9 triliun (kurs Rp 16.261) keluar dari negara itu akibat kurangnya regulasi yang jelas. Fenomena ini memicu kekhawatiran global tentang pasar gelap dan keamanan aset digital. Apa penyebab dan implikasinya? Simak fakta berikut!
Arus Keluar Kripto dari Kazakhstan
Pada 26 Mei 2025, Bank Sentral Kazakhstan mengungkapkan bahwa USD 15 miliar aset kripto telah meninggalkan negara tersebut, menurut laporan Coinmarketcap. Sebagian besar transaksi, termasuk USD 4,1 miliar pada 2023, terjadi di pasar gelap, tanpa pengawasan otoritas. Akibatnya, pemerintah kesulitan melacak aliran dana. Menurut Wakil Menteri Pengembangan Digital Kanysh Tuleushin, Kazakhstan mengumpulkan USD 35 juta dari pajak penambangan kripto dalam tiga tahun, namun regulasi yang lemah memicu arus keluar besar-besaran.
Kurangnya Regulasi Jadi Pemicu
Kazakhstan menjadi pusat penambangan kripto setelah larangan di Tiongkok pada 2021. Namun, aturan perdagangan kripto yang terbatas mendorong pelaku industri menambang di dalam negeri dan mengirim keuntungan ke luar. Menurut Bank Sentral, 91% transaksi kripto pada 2023 berlangsung di pasar gelap, memanfaatkan celah hukum. Selain itu, otoritas di Astana belum memiliki sistem pelacakan transaksi kripto yang efektif. Oleh karena itu, dana besar mengalir ke negara lain tanpa jejak.
Upaya Pemerintah Kazakhstan
Pemerintah Kazakhstan mulai bertindak untuk mengatasi masalah ini. Bank Nasional Kazakhstan (NBK) menyusun amandemen undang-undang untuk mengatur pasar kripto, termasuk pemberian lisensi kepada bursa di luar Astana International Financial Centre (AIFC). Menurut NBK, aturan baru akan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Sementara itu, sistem berbasis teknologi untuk melacak transaksi kripto sedang dikembangkan. Dengan demikian, pemerintah berharap meminimalkan arus keluar dana ilegal.
Tindakan Hukum terhadap Pelaku
Pejabat NBK Sholpankulov menjanjikan penegakan hukum terhadap pihak yang terlibat dalam arus keluar USD 15 miliar. Ia menyebut otoritas akan mengungkap nama pelaku dan tujuan dana, meskipun pelacakan saat ini sulit. Menurut laporan, pemerintah berencana menuntut pelaku yang memanfaatkan pasar gelap. Namun, tantangan utama adalah skala transaksi lintas negara yang kompleks. Oleh karena itu, kerja sama internasional menjadi kunci untuk menangani kasus ini.
Implikasi bagi Pasar Kripto Global
Arus keluar kripto dari Kazakhstan mencerminkan risiko pasar gelap di negara dengan regulasi lemah. Menurut Coinmarketcap, fenomena ini meningkatkan kekhawatiran tentang pencucian uang dan pendanaan ilegal. Selain itu, kejadian ini dapat mendorong negara lain memperketat aturan kripto. Kazakhstan, yang sempat menjadi pusat penambangan, kini menghadapi tekanan untuk memperbaiki sistem keuangan digitalnya. Dengan demikian, regulasi yang kuat menjadi kebutuhan mendesak.
Tantangan Regulasi Kripto
Regulasi kripto di Kazakhstan menghadapi hambatan. Menurut Tuleushin, pelaku industri sering menghindari pajak dengan mengalihkan dana ke luar negeri. Sementara itu, teknologi pelacakan transaksi belum memadai untuk menangani volume besar. Pemerintah juga harus menyeimbangkan antara menarik investasi kripto dan mencegah aktivitas ilegal. Oleh karena itu, amandemen undang-undang harus komprehensif untuk mengatasi celah hukum.
Prospek Masa Depan
Kazakhstan berupaya menjadi pusat kripto yang teratur dengan aturan baru. NBK menargetkan pelacakan transaksi yang lebih baik dan peningkatan pajak dari sektor kripto. Menurut Sholpankulov, sistem pelacakan akan membantu mengidentifikasi pelaku pasar gelap. Apakah langkah ini akan menghentikan arus keluar kripto? Keberhasilan bergantung pada implementasi regulasi dan kerja sama global.