Konflik global tekan pasar, investor beralih ke kripto sebagai aset alternatif! Mengapa Bitcoin dan stablecoin jadi primadona? Simak analisis berikut!
Geopolitik Memanaskan Pasar Keuangan
Ketegangan geopolitik, terutama konflik Timur Tengah dan perseteruan antarnegara besar, guncang pasar keuangan global pada Juni 2025. Indeks saham dunia turun 4,2% dalam seminggu, menurut Bloomberg. Nathanael Christian, CEO IDRX, bilang investor kini lirik Bitcoin dan Ethereum sebagai pelarian dari sistem keuangan tradisional. Oleh karena itu, kripto muncul sebagai benteng investasi. Sementara itu, harga minyak Brent melonjak 3,8% ke USD 88 per barel. Akibatnya, pasar tradisional goyah. Meskipun begitu, kripto hadapi volatilitas jangka pendek.
Bitcoin dan Ethereum Tarik Minat Investor
Harga Bitcoin stabil di USD 107.000 (Rp 1,74 miliar, kurs Rp 16.290) per 20 Juni 2025, naik 2,5% dalam 72 jam, menurut Coinmarketcap. Ethereum juga kokoh di USD 3.800, menurut Coingecko. “Kripto menawarkan desentralisasi dan akses global,” ujar Nathanael. Selain itu, arus masuk ke ETF kripto AS capai USD 1,9 miliar minggu lalu, menurut CoinShares. Oleh karena itu, investor institusi percaya pada kripto. Meskipun begitu, aksi jual panik tekan harga sesaat. Akibatnya, strategi jangka panjang jadi kunci.
Stablecoin IDRX Perkuat Kedaulatan Moneter
Stablecoin seperti IDRX, yang terikat nilai rupiah, jadi solusi di tengah krisis. Nathanael sebut IDRX kurangi ketergantungan pada dolar AS, dukung dedolarisasi. Data Tokocrypto catat transaksi stablecoin naik 15% di Indonesia selama eskalasi konflik. Sementara itu, IDRX tawarkan transaksi lintas batas efisien. Oleh karena itu, stablecoin domestik menarik investor lokal. Meskipun begitu, regulasi ketat diperlukan. Akibatnya, Bappebti tingkatkan pengawasan AML sesuai standar FATF.
Sentimen Publik dan Tren Pasar
Sekitar 70% unggahan di X dukung kripto sebagai safe haven, menurut Santiment, dengan Bitcoin disebut “emas digital”. Wan Iqbal, CMO Tokocrypto, laporkan penurunan volume perdagangan 3–5% selama konflik, tapi pengguna baru naik 20%. Selain itu, investor institusi sumbang 50% transaksi di Tokocrypto. Meskipun begitu, Desmond Wira, pengamat kripto, bilang kripto masih spekulatif, bukan defensif. Akibatnya, opini terpecah. Oleh karena itu, edukasi pasar sangat penting.
Kripto Hadapi Masa Depan Cerah
Kapitalisasi pasar kripto global capai USD 2,7 triliun, naik 5% sejak awal Juni 2025, menurut Coingecko. Vietnam sahkan UU kripto, tingkatkan adopsi di Asia. Sementara itu, OJK catat 14,16 juta investor kripto di Indonesia per April 2025, dengan transaksi Rp 35,61 triliun. Oleh karena itu, kripto makin matang sebagai aset. Meskipun begitu, risiko geopolitik dan volatilitas tetap mengintai. Akibatnya, investor harus cerdas diversifikasi portofolio.
Akankah Kripto Jadi Penyelamat di Tengah Krisis?
Konflik global guncang pasar, tapi kripto muncul sebagai alternatif cemerlang. Dengan Bitcoin dan stablecoin memimpin, akankah kripto ubah lanskap investasi? Pantau kabar terbaru!
Ingin tahu lebih banyak tentang investasi kripto? Baca artikel terkait di Halo Jakarta atau kunjungi halojakarta.id untuk update harga terkini.