Kabar Duka Najwa Shihab menyentuh hati publik setelah suami jurnalis senior Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf, meninggal dunia pada 20 Mei 2025 pukul 14.29 WIB. Pria berusia 48 tahun itu menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta Timur, akibat stroke dan pendarahan otak. Kepergian Ibrahim meninggalkan duka mendalam bagi Najwa dan putra mereka, Izzat Ibrahim Assegaf. Rumah duka di Jeruk Purut, Jakarta Selatan, ramai didatangi pelayat, termasuk tokoh publik. Pemakaman dijadwalkan pada 21 Mei 2025. Bagaimana kronologi dan respons atas kehilangan ini? Simak ulasan berikut!
Profil Ibrahim Sjarief: Pengacara dan Komisaris Narasi
Ibrahim Sjarief Assegaf dikenal sebagai pengacara terkemuka di firma hukum Assegaf Hamzah & Partners. Ia juga menjabat sebagai Komisaris Utama Narasi, platform media Najwa Shihab. Selain itu, Ibrahim aktif dalam kegiatan olahraga, terutama lari, dan dikenal bugar serta atletis. Karena ini, kematiannya mengejutkan banyak pihak. Dengan demikian, kontribusinya di bidang hukum dan media meninggalkan jejak berarti. Namun, stroke mendadak mengakhiri perjalanan hidupnya.
Kronologi Kematian: Stroke Mendadak
Ibrahim mengalami gangguan kesehatan beberapa hari sebelum wafat. Asisten Najwa Shihab menyatakan ia menderita pendarahan otak. Akibatnya, dokter di RS PON merawatnya secara intensif. Pada 20 Mei 2025, Ibrahim meninggal pukul 14.29 WIB. Misalnya, tim medis berupaya maksimal, tetapi kondisinya tidak tertolong. Oleh karena itu, keluarga menyiapkan rumah duka di Jeruk Purut untuk menerima pelayat. Meski begitu, Najwa dan keluarga memilih menjalani masa duka secara pribadi.
Respons Tokoh: Kejutan dan Belasungkawa
Banyak tokoh menyampaikan duka cita. Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melayat ke rumah duka dan mengaku terkejut. Ia memuji Ibrahim sebagai sosok bugar dan inspiratif. Selain itu, rekan kerja Najwa dari dunia media juga menyampaikan belasungkawa. Contohnya, mereka menyoroti dedikasi Ibrahim dalam mendukung karir Najwa. Dengan demikian, media sosial dipenuhi ucapan duka dari warganet. Karena ini, Kabar Duka Najwa Shihab menjadi perbincangan luas.
Suasana Rumah Duka: Pelayat Padati Jeruk Purut
Rumah duka di Kawasan Jeruk Purut, Jakarta Selatan, menjadi pusat kedukaan. Pelayat berdatangan sejak sore 20 Mei 2025. Misalnya, kerabat, kolega, dan warga setempat memberikan penghormatan terakhir. Sementara itu, keluarga menyiapkan pemakaman di TPU Jeruk Purut pada 21 Mei pukul 10.00 WIB. Akibatnya, suasana haru menyelimuti lokasi. Namun, Najwa tetap tegar menyambut pelayat. Karena ini, solidaritas publik memperkuat keluarga dalam masa duka.
Pesan untuk Keluarga: Dukungan Publik
Publik menyampaikan pesan dukungan untuk Najwa dan Izzat. Pertama, warganet mengapresiasi kekuatan Najwa sebagai ibu dan jurnalis. Kedua, mereka mendoakan agar keluarga diberi ketabahan. Ketiga, banyak yang membagikan kenangan positif tentang Ibrahim. Oleh karena itu, dukungan moral mengalir deras di media sosial. Meski begitu, keluarga meminta privasi selama masa duka. Dengan demikian, Kabar Duka Najwa Shihab menyatukan simpati publik.
Cara Publik Menghormati
Masyarakat dapat menunjukkan dukungan dengan:
- Mengirim doa untuk almarhum Ibrahim Sjarief.
- Menghormati privasi keluarga Najwa Shihab.
- Berbagi pesan positif di media sosial.
- Menghadiri pemakaman jika diizinkan keluarga.
Sementara itu, menghindari spekulasi tentang penyebab kematian sangat penting. Oleh karena itu, fokus pada doa dan dukungan memperkuat solidaritas. Meski begitu, publik perlu menghormati keinginan keluarga untuk berduka secara tenang.
Doa untuk Ibrahim Sjarief
Kabar Duka Najwa Shihab menyisakan luka bagi keluarga dan publik. Kepergian Ibrahim Sjarief, sosok pengacara dan ayah yang inspiratif, mengejutkan banyak pihak. Dengan dukungan pelayat dan doa, Najwa serta Izzat menghadapi masa duka. Bagaimana Anda menyampaikan belasungkawa? Tulis pandapat Anda di kolom komentar dan ikuti perkembangan di situs kami!
