Serangan Israel ke Iran pada 13 Juni 2025 memicu gejolak pasar global, termasuk harga kripto. Bagaimana dampaknya pada Bitcoin dan aset digital? Simak analisis berikut!
Israel Serang Iran Picu Gejolak
Pada 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan udara ke Teheran, menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran. Iran membalas pada 14 Juni dengan 100 rudal balistik ke Tel Aviv, merusak infrastruktur sipil. Oleh karena itu, ketegangan geopolitik memuncak. Sementara itu, investor global beralih ke aset aman seperti emas, memicu aksi jual di pasar berisiko, termasuk kripto. Akibatnya, harga Bitcoin turun di bawah USD 105.000, anjlok 4,15% dalam 24 jam.
Kripto Hadapi Tekanan Pasar
Pasar kripto mengalami tekanan hebat pasca-serangan Israel. Bitcoin merosot ke Rp 1,71 triliun, sedangkan Ethereum anjlok 9,5% ke Rp 40,67 juta. Selain itu, altcoin seperti Solana dan XRP masing-masing turun 10,16% dan 5,71%. Seorang analis menegaskan, “Jika konflik ini memengaruhi pasokan minyak, aset berisiko seperti kripto akan anjlok.” Meskipun begitu, likuidasi pasar mencapai USD 1,15 juta dalam sehari. Oleh karena itu, volatilitas kripto meningkat tajam.
Faktor Penentu Harga Kripto
Konflik Israel-Iran bukan satu-satunya pendorong penurunan kripto. Kenaikan harga minyak Brent 4% ke USD 81 per barel menambah tekanan ekonomi. Selain itu, indeks dolar AS (DXY) tetap kuat di atas 100, menekan Bitcoin yang biasanya bergerak berlawanan arah. Sementara itu, peluang penurunan suku bunga The Fed pada 18 Juni mendatang hanya 0%, memperkuat dolar. Akibatnya, investor menghindari aset berisiko. Meskipun begitu, Bitcoin menunjukkan ketahanan jangka panjang terhadap geopolitik.
Dampak Ekonomi Global
Serangan ini mengguncang pasar global. Bursa Tel Aviv turun 3%, dan saham Asia Pasifik anjlok 1,28%. Selain itu, 10.000 rumah di Tel Aviv kehilangan listrik. Publik global menunjukkan kekhawatiran, dengan 80% unggahan daring mendesak perdamaian. Meskipun begitu, maskapai internasional membatalkan penerbangan ke Tel Aviv dan Teheran. Akibatnya, ketegangan geopolitik memperburuk stabilitas ekonomi, memengaruhi kripto sebagai aset berisiko.
Kondisi Pasar Kripto Saat Ini
Bitcoin diperdagangkan di USD 104.500 per 14 Juni, turun 4,15% dalam 24 jam, dengan volume perdagangan USD 369 miliar. Ethereum berada di Rp 40,67 juta, anjlok 9,5%. Oleh karena itu, total kapitalisasi pasar kripto menyusut 3,38% ke USD 3,2 triliun. Sementara itu, likuidasi posisi long mencapai USD 1,15 juta, menunjukkan aksi jual panik. Meskipun begitu, Indeks Fear & Greed turun ke 65, mencerminkan sentimen waspada. Akibatnya, pasar kripto menghadapi volatilitas tinggi.
Kripto di Tengah Krisis Geopolitik
Serangan Israel ke Iran memicu penurunan harga kripto, memperburuk volatilitas pasar. Dengan ketegangan berlanjut, akankah Bitcoin pulih? Pantau perkembangan terbaru!
Ingin tahu lebih banyak tentang kripto? Baca artikel tentang Volatilitas Kripto 2025 atau kunjungi situs HaloJakarta.id untuk update terkini.