Iran-Israel Gencatan Senjata, Trump Berterima Kasih ke Tehran

Pada 24 Juni 2025, Iran dan Israel mengguncang dunia dengan menyepakati gencatan senjata setelah 12 hari perang sengit, menewaskan ratusan orang, dengan Presiden AS Donald Trump memuji Tehran atas peringatan awal serangan rudal ke pangkalan AS di Qatar, memicu harapan damai di Timur Tengah! Oleh karena itu, langkah ini menandai akhir konflik berdarah. Apa dampaknya? Simak analisis eksklusif bersama Halo Jakarta!

Gencatan Senjata Akhiri Perang 12 Hari

Iran dan Israel menyepakati gencatan senjata pada 24 Juni 2025, mengakhiri perang 12 hari yang dimulai pada 13 Juni dengan serangan Israel ke fasilitas nuklir dan militer Iran. Akibatnya, ratusan orang tewas, termasuk sembilan di utara Israel akibat rudal Iran dan puluhan di Tehran akibat bom Israel. Selain itu, Iran meluncurkan 20 rudal balistik ke Israel sebelum gencatan senjata berlaku pukul 11.00 waktu setempat, sementara Israel menghantam puluhan target militer Iran. Meskipun begitu, kedua pihak berkomitmen menghormati gencatan senjata, dengan Iran menegaskan tidak akan melanggar kecuali Israel memulai agresi. Qatar memediasi kesepakatan ini, memungkinkan kedua negara menarik pasukan tanpa korban tambahan.

Bacaan Lainnya

Trump Puji Tehran atas Peringatan Serangan

Presiden AS Donald Trump memuji Iran atas peringatan awal sebelum meluncurkan rudal ke Pangkalan Al Udeid di Qatar pada 23 Juni, memastikan tidak ada korban jiwa. Pertama, Trump menyebut serangan Iran lemah, hanya meluapkan emosi tanpa dampak strategis. Kedua, ia mengklaim gencatan senjata sebagai kemenangan diplomasinya, menengahi kesepakatan via panggilan dengan Israel. Sementara itu, Israel menegaskan operasinya menghancurkan ancaman nuklir dan rudal balistik Iran, menguasai wilayah udara Tehran. Meskipun demikian, Trump memarahi kedua pihak atas serangan sporadis pasca-gencatan senjata, menuntut penghentian aksi militer untuk menjaga perdamaian.

Reaksi Dunia dan Dampak Ekonomi

Gencatan senjata memicu reaksi beragam. Pertama, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendukung kesepakatan, berharap stabilitas kawasan. Kedua, Rusia dan China mengecam serangan AS dan Israel sebelumnya sebagai ilegal, tetapi menyambut de-eskalasi. Selain itu, 65 persen warga Timur Tengah khawatir konflik berulang. Terlebih lagi, harga minyak Brent turun 3 persen ke USD 78,90 per barel setelah gencatan senjata, sementara pasar saham Teluk melemah 2 persen akibat ketidakpastian awal. Namun, penguatan rupiah ke Rp 16.374 per dolar AS mencerminkan optimisme pasar terhadap perdamaian.

Tantangan Menjaga Perdamaian

Meskipun gencatan senjata berjalan, tantangan tetap ada. Iran menegaskan tidak mengembangkan senjata nuklir dan siap berunding untuk haknya. Sementara itu, Israel kembali fokus melawan Hamas di Gaza, mencabut pembatasan publik pasca-gencatan. Selain itu, AS meminta China mencegah Iran menutup Selat Hormuz, jalur 20 persen minyak dunia. Meskipun begitu, mediasi lanjutan di Doha menawarkan peluang damai permanen. Krisis ini menegaskan perlunya diplomasi kuat untuk mencegah eskalasi baru.

Dampak Gencatan Senjata Iran-Israel

Berikut dampak utama gencatan senjata pada 24 Juni 2025:

  • Korban: Ratusan tewas, termasuk 9 di Israel, puluhan di Iran.
  • Militer: Iran luncurkan 20 rudal, Israel hancurkan puluhan target Iran.
  • Ekonomi: Harga minyak turun 3 persen, rupiah menguat ke Rp 16.374.
  • Diplomasi: Qatar mediasi, mediasi Doha direncanakan.

Iran-Israel sepakat gencatan senjata, Trump puji Tehran! Ikuti analisis geopolitik dan update krisis Timur Tengah di Halo Jakarta atau kunjungi halojakarta.id untuk wawasan eksklusif.

Pos terkait