Pada 24 Juni 2025, Iran mengguncang dunia dengan meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke Israel, menghancurkan wilayah selatan dan menewaskan empat orang hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara kedua negara, memicu kepanikan global! Oleh karena itu, eskalasi ini mengancam stabilitas Timur Tengah. Apa dampak serangan ini? Simak analisis eksklusif bersama Halo Jakarta!
Hujan Rudal Iran Porak-porandakan Israel
Iran meluncurkan puluhan rudal ke wilayah selatan Israel pada 24 Juni 2025 dini hari, menargetkan kota-kota seperti Tel Aviv dan wilayah sekitar pangkalan militer. Akibatnya, sirene peringatan menggema, memaksa warga berlindung di bunker. Selain itu, empat orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, dengan kerusakan parah melanda infrastruktur sipil. Serangan ini membalas serangan AS dan Israel ke fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni. Meskipun begitu, gencatan senjata yang diumumkan Trump pada 23 Juni gagal menghentikan agresi, karena Iran menuntut Israel menghentikan serangan udara sebelum 04.00 waktu Teheran. Ketegangan meningkat ketika ledakan terdengar di Teheran, menandakan serangan balasan Israel.
Respons Trump dan Israel
Presiden AS Donald Trump menyebut gencatan senjata sebagai langkah menuju perdamaian, tetapi serangan Iran memicu kemarahan di Washington. Pertama, Trump menegaskan serangan AS ke fasilitas nuklir Iran sukses, menghapus ancaman nuklir utama. Kedua, ia meminta kedua negara menahan diri untuk menjaga gencatan senjata. Sementara itu, Israel mengklaim telah mencapai target operasinya, termasuk menghancurkan puluhan situs militer Iran. Meskipun demikian, Israel melanjutkan serangan udara ke Teheran, menunjukkan gencatan senjata rapuh. Kongres AS mempertanyakan otoritas Trump atas serangan awal, memperumit diplomasi.
Reaksi Dunia Terbelah
Serangan Iran memicu reaksi keras global. Pertama, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengecam Iran atas agresi terhadap Israel. Kedua, Rusia dan China mengutuk serangan AS sebelumnya sebagai pelanggaran hukum internasional, memperingatkan risiko perang regional. Selain itu, 65 persen warga Timur Tengah khawatir konflik meluas. Terlebih lagi, harga minyak Brent anjlok 3 persen ke USD 78,90 per barel setelah pengumuman gencatan senjata, tetapi pasar saham Teluk turun 2 persen akibat ketidakpastian. Namun, penguatan rupiah ke Rp 16.374 per dolar AS menunjukkan optimisme pasar terhadap de-eskalasi.
Tantangan Diplomasi di Tengah Krisis
Eskalasi ini menghambat diplomasi global. Iran menolak gencatan senjata penuh, menuntut Israel menghentikan agresi. Sementara itu, AS meminta China mencegah Iran menutup Selat Hormuz, yang mengangkut 20 persen minyak dunia. Selain itu, Israel memperketat keamanan, meminta warga berlindung, sementara WNI di kawasan diminta menghindari keramaian. Meskipun begitu, rencana mediasi regional di Doha menawarkan harapan damai. Krisis ini menegaskan perlunya solusi diplomatik untuk mencegah perang lebih luas.
Dampak Serangan Iran ke Israel
Berikut dampak utama serangan rudal Iran ke Israel pada 24 Juni 2025:
-
Korban: Empat tewas, puluhan luka-luka di wilayah selatan Israel.
-
Infrastruktur: Kerusakan parah di Tel Aviv dan pangkalan militer.
-
Ekonomi: Harga minyak turun 3 persen, pasar saham Teluk anjlok 2 persen.
-
Diplomasi: Gencatan senjata rapuh, serangan sporadis berlanjut.
Iran bombardir Israel usai gencatan senjata Trump! Ikuti analisis geopolitik dan update krisis Timur Tengah di Halo Jakarta atau kunjungi halojakarta.id untuk wawasan eksklusif.