Harga Bitcoin bertahan stabil di atas USD 105.000 pada 3 Juni 2025, dengan sentimen greed kembali mendominasi pasar kripto. Optimisme investor mendorong kenaikan tipis harga. Apa pendorong stabilitas dan prospeknya? Simak fakta berikut!
Stabilitas Harga Bitcoin
Bitcoin mencatat harga USD 106.345 atau Rp 1,73 miliar (kurs Rp 16.261) pada 3 Juni 2025, naik 0,5% dalam 24 jam. Kapitalisasi pasar mencapai USD 2,1 triliun, dengan dominasi pasar 63,6%, tertinggi sejak Mei 2021. Volume perdagangan harian menyentuh USD 36,5 miliar, menunjukkan aktivitas pasar yang sehat. Akibatnya, Bitcoin tetap kokoh meski menghadapi tekanan jual. Indeks Fear & Greed mencatat skor 64, mengindikasikan sentimen greed. Dengan demikian, pasar kripto menunjukkan optimisme tinggi.
Pendorong Stabilitas
Arus masuk ke ETF Bitcoin spot sebesar USD 667 juta pada Mei 2025 memperkuat kepercayaan investor. Cadangan Bitcoin di bursa utama, seperti Binance dan Bitget, mencapai level terendah sepanjang sejarah, mencerminkan akumulasi institusional. Selain itu, regulasi pro-kripto, seperti GENIUS Act di AS, mendukung adopsi arus utama. Pasokan Bitcoin yang mendekati batas 21 juta koin, dengan 19,87 juta koin beredar, juga mendorong nilai. Oleh karena itu, kombinasi faktor ini menjaga harga Bitcoin stabil.
Sentimen Greed di Pasar
Indeks Fear & Greed pada level 64 menunjukkan investor berada dalam zona optimisme, mengharapkan kenaikan harga jangka pendek. Sentimen ini terlihat dari spekulasi kontrak call option USD 300 untuk Juni, meski target realistis berada di USD 125.000. Namun, RSI netral di 68,74 mengindikasikan risiko koreksi jika greed berlebihan. Akibatnya, investor ritel dan institusional tetap aktif, meski volatilitas tetap membayangi. Dengan demikian, sentimen greed mendorong aktivitas pasar yang dinamis.
Pergerakan Altcoin
Ethereum (ETH) turun 0,3% ke Rp 41 juta, sedangkan Binance Coin (BNB) melemah 0,2% ke Rp 10,45 juta. Solana (SOL) dan Cardano (ADA) masing-masing turun 0,6% dan 0,4%, mencerminkan tekanan lebih besar pada altcoin. Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) tetap stabil di USD 1,00. Dominasi Bitcoin yang meningkat menunjukkan investor lebih memilih BTC ketimbang altcoin. Sementara itu, pasar kripto global mencatat kapitalisasi USD 3,45 triliun. Oleh karena itu, Bitcoin unggul dibandingkan altcoin.
Respons Publik dan Indonesia
Investor Indonesia, dengan 13,31 juta pengguna kripto, menunjukkan antusiasme tinggi. Volume perdagangan di platform seperti Tokocrypto naik 12% pada 31 Mei. Media sosial ramai dengan diskusi tentang potensi kenaikan Bitcoin, meski beberapa warga khawatir akan koreksi. Indonesia mencatat pertumbuhan pengguna aplikasi kripto 54% pada 2024, menempatkannya di peringkat dua dunia. Akibatnya, adopsi kripto lokal terus meningkat. Dengan demikian, publik Indonesia optimistis namun waspada.
Prospek Investasi Bitcoin
Bitcoin berpotensi mencapai USD 120.000–130.000 pada Juni 2025 jika bertahan di atas USD 100.000, didukung oleh arus ETF dan regulasi positif. Namun, pertemuan FOMC pada 17–18 Juni dapat memicu volatilitas jika suku bunga tetap tinggi. Investor disarankan menerapkan strategi beli bertahap untuk meredam risiko. Indonesia dapat memanfaatkan basis pengguna kripto yang besar untuk memperluas edukasi dan investasi aman. Selain itu, sektor DeFi menjanjikan pertumbuhan jangka panjang. Oleh karena itu, Bitcoin tetap menarik dengan manajemen risiko yang tepat.