Harga Bitcoin Kembali Tembus ke USD 100.000, Apakah Ini Merupakan Tanda Bullish?

Bitcoin Kembali Tembus USD 100.000

Jakarta, 9 Mei 2025 – Harga Bitcoin (BTC) kembali mencatatkan sejarah dengan menembus level psikologis USD 100.000 pada 8 Mei 2025, setelah sempat menyentuh puncak USD 103.117 pada Desember 2024. Kenaikan ini memicu euforia di kalangan investor dan memunculkan pertanyaan besar: Apakah harga Bitcoin yang melonjak ini menandakan tren bullish berkelanjutan, atau hanya gelembung sementara? Mari kita telusuri faktor-faktor di balik kenaikan ini dan apa artinya bagi pasar kripto.

Faktor Pendorong Kenaikan Harga Bitcoin

Harga Bitcoin melonjak tajam dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh sejumlah katalis kuat. Pertama, adopsi institusional terus meningkat. Menurut laporan, ETF Bitcoin spot di AS mencatat arus masuk rekor sebesar USD 921 juta pada April 2025, dengan BlackRock iShares Bitcoin ETF (IBIT) memimpin dengan USD 674,9 juta pada 2 Mei.

Bacaan Lainnya

Kedua, kebijakan pro-kripto di AS menjadi angin segar. Pernyataan Presiden Donald Trump pada April 2025, yang mengindikasikan pelonggaran tarif impor dari China, memicu optimisme pasar. Selain itu, penunjukan Paul Atkins, tokoh pro-kripto, sebagai calon Ketua SEC menggantikan Gary Gensler, memperkuat sentimen positif.

Ketiga, efek halving Bitcoin 2024 masih terasa. Proses halving mengurangi pasokan baru Bitcoin, menciptakan kelangkaan yang mendorong tekanan beli. Analis dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menyatakan, “Pengurangan pasokan pasca-halving adalah katalis utama kenaikan harga Bitcoin saat ini.”

Indikator Tren Bullish

Apakah kenaikan harga Bitcoin ini benar-benar tanda bullish? Beberapa indikator mendukung pandangan optimis:

  • Teknikal yang Kuat: Bitcoin telah menembus Moving Average (MA) 200 hari, indikator kunci yang menunjukkan dominasi pembeli. Harga saat ini bertahan di atas support USD 95.000, dengan potensi menuju USD 115.000–120.000 jika tren berlanjut.
  • Sentimen Pasar: Indeks Fear & Greed menunjukkan skor 56, mencerminkan kepercayaan investor yang moderat tanpa euforia berlebihan. Postingan di X juga menunjukkan antusiasme, dengan Polymarket memprediksi 85% peluang Bitcoin bertahan di atas USD 100.000 bulan ini.
  • Minat Institusional: Perusahaan seperti MicroStrategy dan Marathon Digital terus menambah kepemilikan Bitcoin, memperkuat kepercayaan pasar.

Namun, tidak semua sinyal positif. Penurunan aktivitas jaringan Bitcoin sebesar 15% sejak November 2024, menurut CryptoQuant, menimbulkan pertanyaan apakah harga saat ini overpriced.

Risiko dan Tantangan

Meskipun euforia pasar sedang tinggi, investor harus tetap waspada. Volatilitas Bitcoin tetap menjadi risiko utama. Pada Desember 2024, harga Bitcoin sempat anjlok ke USD 96.905 setelah menyentuh USD 103.000, akibat aksi ambil untung dan likuidasi posisi short senilai USD 294 juta.

Selain itu, pola teknikal bearish seperti head-and-shoulders memproyeksikan potensi koreksi ke USD 90.000 jika Bitcoin gagal mempertahankan level USD 100.000. Analis seperti Robert Kiyosaki bahkan memprediksi kemungkinan penurunan drastis ke USD 60.000, meskipun ia tetap optimis jangka panjang.

Baca juga artikel kami tentang Risiko Investasi Kripto untuk memahami tantangan di pasar ini.

Prediksi Harga Bitcoin ke Depan

Para analis memiliki pandangan beragam tentang masa depan harga Bitcoin. Beberapa prediksi optimis meliputi:

  • Standard Chartered: Harga Bitcoin bisa mencapai USD 200.000 pada akhir 2025, didorong oleh adopsi institusional.
  • Pintu Academy: Bitcoin berpotensi menyentuh USD 132.000 pada akhir Mei 2025 jika momentum bullish berlanjut.
  • Bernstein: Dalam skenario jangka panjang, Bitcoin bisa mencapai USD 1 juta pada 2033, seiring meningkatnya ETF Bitcoin.

Namun, ada pula pandangan konservatif. CryptoQuant menilai harga wajar Bitcoin saat ini antara USD 48.000–95.000 berdasarkan aktivitas jaringan, mengindikasikan kemungkinan koreksi.

Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Bagi investor yang ingin memanfaatkan momen ini, berikut beberapa langkah strategis:

  • Lakukan Riset Mendalam: Pahami faktor fundamental dan teknikal sebelum berinvestasi. Artikel kami tentang Dasar-Dasar Investasi Kripto bisa menjadi panduan awal.
  • Gunakan Strategi DCA: Dollar-Cost Averaging dapat meminimalkan risiko volatilitas, seperti disarankan oleh analis CryptoQuant.
  • Pantau Regulasi: Perubahan kebijakan, seperti tarif AS atau regulasi SEC, dapat memengaruhi harga Bitcoin.
  • Diversifikasi Portofolio: Jangan hanya fokus pada Bitcoin. Altcoin seperti Ethereum dan Solana juga menunjukkan potensi kenaikan.

Tetap Terhubung dengan HaloJakarta.id

Harga Bitcoin yang kembali tembus USD 100.000 adalah tonggak sejarah, tetapi pasar kripto penuh ketidakpastian. Apakah ini awal dari bull run besar atau hanya puncak sementara? Hanya waktu yang akan menjawab.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *