Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menunjukkan keakraban saat bertemu di Upacara Hari Lahir Pancasila pada 2 Juni 2025. Momen ini memicu spekulasi rujuk keluarga Jokowi dengan Megawati. Apa yang terjadi dan maknanya? Simak fakta berikut!
Momen Hangat di Gedung Pancasila
Gibran dan Megawati bertemu di holding room sebelum upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta, pada 2 Juni 2025. Keduanya berbincang santai dan bercanda, menciptakan suasana akrab. Gibran bahkan menanyakan kesehatan Megawati, menunjukkan perhatian pribadi. Presiden Prabowo Subianto, Try Sutrisno, dan Jusuf Kalla juga hadir, menambah kemeriahan. Akibatnya, momen ini menjadi sorotan publik. Dengan demikian, interaksi ini memicu diskusi tentang hubungan politik mereka.
Latar Belakang Ketegangan
Gibran, mantan kader PDI-P, dipecat pada 2024 setelah maju sebagai cawapres bersama Prabowo Subianto di Pilpres 2024, melawan pasangan PDI-P, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Presiden Joko Widodo dan menantunya, Bobby Nasution, juga dipecat akibat mendukung Prabowo-Gibran. Ketegangan ini membuat hubungan keluarga Jokowi dengan Megawati renggang. Selain itu, pernyataan Megawati pada 2023 tentang “penguasa seperti Orde Baru” dianggap menyindir Jokowi. Oleh karena itu, momen akrab ini mengejutkan banyak pihak.
Sinyal Rujuk Keluarga Jokowi
Keakraban Gibran dan Megawati memunculkan spekulasi bahwa friksi akibat Pilpres 2024 mulai mereda. Pengamat menilai hubungan personal Gibran dengan Megawati tetap baik, terlepas dari ketegangan dengan Jokowi. Gibran duduk berhadapan dengan Megawati, menunjukkan gestur saling menghormati. Prabowo juga menempatkan Megawati di depan Gibran saat masuk upacara, mencerminkan penghormatan. Akibatnya, momen ini dianggap sinyal positif. Dengan demikian, interaksi ini menunjukkan potensi harmoni politik.
Konteks Upacara Pancasila
Upacara Hari Lahir Pancasila dihadiri tokoh-tokoh penting, termasuk Prabowo sebagai inspektur upacara. Momen ini memperkuat simbol persatuan nasional, sejalan dengan pesan Pancasila. Gibran mengunggah foto di media sosial, menyoroti kehadiran Megawati, Prabowo, Try Sutrisno, dan Jusuf Kalla. Ia juga menunjukkan gestur hormat saat menyalami Try Sutrisno. Selain itu, suasana canda di holding room menambah kesan kekeluargaan. Oleh karena itu, acara ini menjadi panggung rekonsiliasi simbolis.
Respons Publik dan Analisis
Publik menyambut momen ini dengan beragam pandangan. Sebagian melihatnya sebagai langkah menuju rujuk, sementara lainnya meragukan dampaknya pada hubungan Megawati-Jokowi yang lebih kompleks. Media sosial ramai dengan pujian terhadap gestur Gibran, tetapi juga pertanyaan tentang hubungan PDI-P dengan keluarga Jokowi. Pengamat menilai momen ini tidak menyelesaikan konflik politik, tetapi menunjukkan kematangan tokoh dalam menjaga harmoni. Akibatnya, diskusi publik terus berkembang. Dengan demikian, momen ini memicu optimisme hati-hati.
Prospek Harmoni Politik
Keakraban Gibran dan Megawati mencerminkan potensi membaiknya hubungan politik pasca-Pilpres 2024. Prabowo berperan sebagai perekat, menunjukkan penghormatan kepada Megawati dan tokoh lain. Pemerintah mendorong dialog lintas tokoh untuk menjaga stabilitas nasional. Indonesia, dengan dinamika politik yang kompleks, membutuhkan kolaborasi antar-elite. Selain itu, edukasi Pancasila akan diperkuat untuk memperkokoh persatuan. Oleh karena itu, momen ini menjadi langkah awal menuju harmoni politik yang lebih luas.