Elon Musk Mundur dari Kabinet Donald Trump

Elon Musk Mundur dari Kabinet Donald Trump

Elon Musk resmi mengundurkan diri dari peran penasihat senior dan kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) di pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada 28 Mei 2025. Keputusan ini mengejutkan setelah perannya yang penuh kontroversi. Apa alasan dan dampaknya? Simak fakta berikut!

Pengunduran Diri Musk

Musk mengumumkan pengunduran dirinya melalui platform X pada 28 Mei 2025, menyatakan tugasnya sebagai Pegawai Kerajaan Khusus telah selesai. Ia berterima kasih atas kesempatan memimpin DOGE dan menegaskan misi efisiensi akan berlanjut. Akibatnya, proses pengakhiran tugasnya segera dimulai. Keputusan ini menandai akhir keterlibatannya dalam pemerintahan Trump, hanya beberapa bulan setelah penunjukannya. Dengan demikian, fokusnya beralih dari politik ke proyek bisnisnya.

Bacaan Lainnya

Alasan Pengunduran Diri

Elon Musk memilih kembali memimpin Tesla dan SpaceX, yang menghadapi tantangan besar. Penjualan Tesla turun 13% pada kuartal pertama 2025, dengan harga saham sempat anjlok 45%. Ia berjanji kepada investor untuk memimpin Tesla selama lima tahun ke depan. Selain itu, ketegangan dengan Trump muncul setelah Musk mengkritik RUU anggaran baru yang didukung presiden. Pengaruhnya di pemerintahan juga berkurang sejak April 2025, mendorongnya mengurangi peran di DOGE. Oleh karena itu, tekanan bisnis dan politik menjadi pemicu utama keputusannya.

Kontroversi di DOGE

Musk memimpin DOGE sejak Januari 2025, bertugas memangkas pengeluaran federal. Ia menuai kritik setelah menutup Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan memecat ribuan pekerja kontrak. DOGE juga mendapat akses ke sistem pembayaran Departemen Keuangan, memicu kekhawatiran privasi. Akibatnya, hakim federal menghentikan sementara pemecatan pekerja USAID dan akses DOGE ke data sensitif pada Mei 2025. Musk juga menargetkan pegawai negeri sipil untuk pemecatan, menciptakan ketakutan di kalangan pekerja federal. Dengan demikian, tindakannya memicu polemik besar.

Latar Belakang Penunjukan

Trump menunjuk Musk dan Vivek Ramaswamy untuk memimpin DOGE pada November 2024, dengan misi membongkar birokrasi dan mengurangi regulasi. Sebagai donor utama Trump, Musk berjanji mereformasi sistem dengan pemangkasan anggaran. Namun, sejak April 2025, perannya mulai dibatasi menjadi pendukung, bukan pengambil kebijakan utama. Ia sempat memuji Trump sebagai pemimpin tangguh usai insiden penembakan pada Juli 2024. Sementara itu, hubungan mereka mengalami pasang surut sebelum pengunduran diri. Oleh karena itu, dinamika ini mempercepat keputusan Musk.

Dampak pada Pemerintahan Trump

Pengunduran diri Musk melemahkan agenda efisiensi Trump, yang mengandalkan popularitas Musk untuk mendorong reformasi. Trump memuji Musk karena membantu mengungkap potensi penipuan anggaran, meski klaim ini masih kontroversial. DOGE tetap beroperasi di bawah kepemimpinan baru, namun tanpa pengaruh publik Musk yang besar. Akibatnya, pemerintahan Trump harus menyesuaikan strategi untuk mempertahankan momentum reformasi. Dengan demikian, kehilangan Musk menjadi tantangan signifikan.

Tantangan ke Depan

Trump perlu menjaga dukungan publik tanpa Musk, yang memiliki 200 juta pengikut di X. Pemangkasan anggaran DOGE memicu protes dari kalangan Demokrat, terutama usai penutupan USAID. Selain itu, pemerintahan harus meredam ketegangan dengan pegawai federal yang merasa terancam pemecatan. Publik terbagi antara mendukung efisiensi Musk dan menentang PHK massal, mencerminkan polarisasi opini. Apakah reformasi Trump akan sukses tanpa Musk? Kepemimpinan baru DOGE dan dukungan politik akan menentukan hasilnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *