BNN Sita 2 Ton Sabu di Karimun

BNN Sita 2 Ton Sabu di Karimun

Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama tim gabungan berhasil menggagalkan penyelundupan 2 ton sabu di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada 2 Mei 2025. Operasi ini mencatat rekor sebagai pengungkapan narkotika terbesar dalam sejarah Indonesia. Apa kronologi dan dampaknya? Simak fakta berikut!

Kronologi Operasi Penangkapan

BNN memulai investigasi selama lima bulan berdasarkan informasi intelijen dari mitra internasional tentang jaringan Golden Triangle. Tim gabungan, meliputi Bea Cukai, TNI AL, Polda Kepri, dan BAIS TNI, melacak kapal Sea Dragon Tarawa. Pada 2 Mei 2025 pukul 23.00 WIB, tim menyergap kapal tersebut di perairan Karimun menggunakan kapal Bea Cukai BC 20003, BC 20007, serta kapal tempur TNI AL KRI Surik 645 dan KRI Silea 858. Akibatnya, petugas menemukan 67 kardus berisi 2.000 bungkus sabu seberat 2 ton, tersembunyi di kompartemen mesin dan bagian depan kapal.

Bacaan Lainnya

Enam Pelaku Ditangkap

Petugas menangkap enam awak kapal: empat warga Indonesia (Fandi Ramdani, Leo Candra Samosir, Richard Halomoan, Hasiloan Samosir) dan dua warga Thailand. Kepala BNN Komjen Marthinus Hukom mengatakan mereka tergiur upah Rp 25 juta per trip dengan bonus hingga Rp 50 juta. Polisi menetapkan mereka sebagai tersangka berdasarkan Pasal 114 ayat (2) dan Pasal 112 ayat (2) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup. Oleh karena itu, penyidikan berlanjut untuk mengungkap jaringan yang lebih luas.

Rekor Operasi Terbesar

Marthinus Hukom menegaskan pengungkapan ini sebagai operasi terbesar dalam sejarah Indonesia, menyelamatkan sekitar 8 juta jiwa, mengingat 1 gram sabu merusak empat orang. Sabu tersebut rencananya diedarkan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Filipina, melalui Selat Malaka. Menurut laporan, jaringan Golden Triangle menggunakan kemasan teh untuk menyamarkan sabu. Dengan demikian, operasi ini memberikan pukulan berat bagi sindikat internasional.

Sinergi Tim Gabungan

Keberhasilan operasi ini bergantung pada kerja sama antarinstansi. BNN menganalisis intelijen selama lima bulan, berkolaborasi dengan Bea Cukai, TNI AL, dan Polda Kepri. Tim menggiring kapal Sea Dragon Tarawa ke Dermaga Bea Cukai Tanjung Uncang, Batam, untuk penggeledahan. Direktur Penindakan BNN Brigjen Roy Hardi Siahaan menyebut sinergi ini menunjukkan komitmen melawan narkotika. Selain itu, patroli laut 24 jam di Selat Malaka semakin ketat untuk mencegah penyelundupan serupa.

Dampak Hukum dan Keamanan

Enam tersangka menghadapi hukuman berat, dengan nilai sabu mencapai Rp 5 triliun. Marthinus menegaskan operasi ini mendukung Asta Cita Presiden untuk generasi bebas narkoba. Menurut postingan di X, Kepulauan Riau rawan penyelundupan, seperti kasus 1,9 ton sabu pada 13 Mei 2025. Oleh karena itu, penguatan intelijen dan patroli laut menjadi prioritas untuk memutus jalur narkotika.

Tantangan Pemberantasan Narkotika

Sindikat Golden Triangle terus beroperasi lintas negara, memanfaatkan jalur tikus di perairan luas. Wakil Ketua Komisi III DPR Dede Indra Permana menyerukan peningkatan pengawasan di pesisir timur Sumatera. Sementara itu, BNN berencana memperluas kerja sama internasional untuk memburu jaringan ini. Dengan demikian, tantangan utama adalah koordinasi global dan pengawasan ketat.

Prospek Ke depan

BNN berkomitmen memperkuat teknologi intelijen dan patroli laut untuk mencegah penyelundupan. Marthinus menegaskan operasi ini menjadi langkah menuju Indonesia Bersih Narkoba 2045. Menurut Roy, pengungkapan ini hanya permulaan untuk memutus rantai narkotika. Apakah upaya ini akan berhasil? Sinergi lintas instansi dan dukungan internasional akan menentukan hasilnya.

Pos terkait