Tragedi Longsor Cilacap: 3 Tewas, 20 Hilang, 5 Fakta yang Mengiris Hati

Tragedi Longsor Cilacap

Halo Jakarta – Hujan deras yang tak kenal ampun sejak malam sebelumnya mengubah hidup warga Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, menjadi mimpi buruk. Longsor dahsyat pukul 21.00 WIB Kamis malam, 13 November 2025, menimbun 12 rumah dan mengancam 16 lainnya, merenggut 3 nyawa serta hilangkan jejak 20 orang—termasuk balita dan anak-anak. Sebanyak 46 jiwa dari 17 keluarga terdampak, dengan tanah bergeser sedalam 2 meter dan retakan sepanjang 25 meter. Di tengah gemuruh dan kegelapan, saksi mata Edi mendengar suara seperti truk raksasa. Tim gabungan dengan 200 personel segera lakukan pencarian intensif, sementara pemerintah gerakkan bantuan cepat. Apa saja fakta pilu di balik bencana ini? Mari kita kupas kronologi dan detailnya!

Kronologi Bencana: Hujan Deras Picu Longsor Mendadak

Hujan deras mengguyur Cilacap sejak pukul 19.30 WIB Kamis malam, 13 November 2025. Saksi mata Edi menggambarkan: “Tiba-tiba suara gemuruh keras seperti truk atau pesawat terdengar, disertai angin kencang dan kegelapan mendadak.” Tak lama, pukul 21.00 WIB, longsor utama melanda Dusun Tarukan dan Cibuyut—tanah longsor deras menimbun permukiman, ciptakan penurunan 2 meter dan retakan 25 meter. Warga panik evakuasi diri, tapi banyak tertimbun.

Bacaan Lainnya

Pagi Jumat, 14 November 2025, tim penyelamat mulai kerja. Hingga siang, mereka temukan 3 korban meninggal: Julia Lestari (20), Maya Dwi Lestari (15), dan Yuni (45), semua dari Dusun Tarukan. Sebanyak 20 warga masih hilang, termasuk 6 dari Tarukahan (Nina, Fani, Fatin, Lilis, Danu, balita anak Lilis) dan 14 dari Cibuyut (Rastum, Rahma, Aca, Cahyanto, Kasri, Zahra, Nilna, Asmanto, Isna, anak Isna, Dani, istri Dani, anak Dani, anak Dani). BNPB peringatkan potensi longsor susulan, sehingga tim prioritaskan evakuasi.

5 Fakta Pilu: Dampak Longsor yang Tak Terduga

Longsor ini tinggalkan jejak luka mendalam. Berikut 5 fakta kunci yang dirangkum dari laporan resmi:

No. Fakta Utama Detail
1 Lokasi & Dampak Awal Longsor melanda Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap; 12 rumah terkubur, 16 rawan longsor; 46 jiwa dari 17 keluarga terdampak.
2 Penyebab Utama Hujan deras intens sejak Kamis malam memicu longsor mendadak; gemuruh keras, angin kencang, dan kegelapan jadi pertanda awal.
3 Korban Jiwa & Hilang 3 tewas (Julia Lestari 20, Maya Dwi Lestari 15, Yuni 45); 20 hilang, termasuk balita & anak-anak dari Dusun Tarukan & Cibuyut.
4 Respons Pencarian 200 personel gabungan (Basarnas, TNI-Polri, relawan, BNPB, BPBD) dikerahkan; relokasi 28 rumah ke titik aman; imbauan mengungsi cegah susulan.
5 Bantuan Pemerintah Mensos Gus Ipul siapkan tenda, logistik, santunan ahli waris & luka, dapur umum, pakaian, makanan, plus layanan psikososial; tim Kemensos langsung ke lokasi.

Data dari BPBD Cilacap & BNPB. Fakta-fakta ini tunjukkan betapa cepatnya bencana datang di kawasan rawan seperti Majenang.

Respons Cepat: 200 Personel Gabungan & Bantuan Sosial

Tim penyelamat tak kenal lelah: Kepala Seksi SAR Cilacap Priyo Prayudha Utama konfirmasi 20 hilang masih jadi prioritas, dengan evakuasi hati-hati hindari longsor susulan. Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi sampaikan bela sungkawa: “Kami duka mendalam atas 3 korban jiwa dan 20 hilang.” Polresta Cilacap bantu operasi, sementara Kepala BPBD Jateng Bergas Catursasi tekankan: “Fokus hingga semua korban ditemukan.”

Mensos Saifullah Yusuf (Gus Ipul) gerakkan tim Kemensos dengan tenda pengungsian, logistik, dan layanan psikososial. Santunan untuk ahli waris dan korban luka dijamin, plus dapur umum penuhi kebutuhan dasar. BNPB ingatkan: “Bencana ini mendadak, tapi respons kita harus lebih cepat.”

Dampak & Pelajaran: Waspada Kawasan Rawan Longsor

Tragedi ini tinggalkan 46 jiwa trauma, dengan 12 rumah hilang dan 16 rawan. Kawasan Majenang, yang rawan longsor karena lereng curam, kini prioritas relokasi. Ini pengingat: hujan deras bisa picu bencana kapan saja—warga pantau cuaca dan siapkan rencana evakuasi. Bagi Cilacap, ini momentum perkuat infrastruktur dan edukasi bencana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *