Tarif Dagang AS China 2025: AS 30%, China 10%, Pasar Bergairah!

Tarif Dagang China AS Mereda !

Pasar global bersorak pada 13 Mei 2025, saat AS dan China mengumumkan kesepakatan memangkas tarif dagang AS China 2025. AS menurunkan tarif impor produk China dari 145% menjadi 30%, sementara China memangkas tarif barang AS dari 125% menjadi 10%, berlaku selama 90 hari. Kesepakatan ini, hasil perundingan intensif di Jenewa, memicu penguatan dolar AS dan lonjakan bursa saham global, menurut CNN Indonesia. Apa makna kesepakatan ini bagi ekonomi dunia, dan akankah perdamaian dagang bertahan? Yuk, simak ulasan berikut!

Kesepakatan Bersejarah: Tarif Turun Drastis

Perundingan di Jenewa pada 12 Mei 2025 menghasilkan terobosan besar. AS, di bawah Presiden Donald Trump, memangkas tarif impor China menjadi 30%, sementara China membalas dengan tarif 10% untuk barang AS, menurut Reuters. Keren ini, kesepakatan ini berlaku sementara selama 90 hari, membuka ruang negosiasi lebih lanjut. Oleh karena itu, kedua negara berupaya mencegah pemisahan ekonomi total (decoupling), seperti disampaikan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Akibatnya, pasar merespons dengan optimisme luar biasa.web:0,1

Bacaan Lainnya

Latar Belakang: Perang Dagang yang Mengguncang

Sebelum kesepakatan, perang dagang AS-China memanas sejak Januari 2025. Trump menaikkan tarif hingga 145% untuk produk China, sementara China membalas dengan 125%, menurut BBC. Dampaknya? Perdagangan senilai USD 600 miliar (Rp 9,6 kuadriliun, kurs Rp 16.000) terhenti, rantai pasok global terganggu, dan PHK melanda berbagai sektor. Misalnya, perusahaan pelayaran Maersk melaporkan penurunan volume kontainer AS-China, seperti dikutip CNN Indonesia. Namun, perundingan Jenewa, dialog ekonomi senior pertama sejak Trump menjabat, mengubah arah. Dengan demikian, kesepakatan ini menjadi angin segar bagi ekonomi global.web:0,13

Pasar Bergemuruh: Saham dan Dolar Menguat

Pasar langsung bereaksi positif. Bursa saham Eropa, seperti saham Maersk yang melonjak 12%, dan perusahaan mewah LVMH (naik 7,4%), menghijau, menurut CNN Indonesia. Di AS, kontrak berjangka saham menguat, menepis bayang-bayang resesi. Selain itu, dolar AS menguat terhadap mata uang utama, menurut postingan X dari @idx_channel. “Perkembangan ini meningkatkan keyakinan pelabur,” cuit @HFMIndonesia. Sebaliknya, investor tetap waspada karena kesepakatan ini bersifat sementara. Meski begitu, optimisme pasar menunjukkan harapan akan stabilitas perdagangan jangka pendek.

Implikasi Global: Peluang dan Tantangan

Kesepakatan tarif dagang AS China 2025 membawa dampak luas:

  • Ekonomi Global: IMF memperkirakan pertumbuhan global 2,8% pada 2025, terhambat tarif sebelumnya. Kesepakatan ini bisa mendorong perdagangan, menurut BBC.web:12,13
  • Rantai Pasok: Gangguan rantai pasok, seperti semikonduktor dan obat-obatan, berpotensi pulih, menurut Menteri Keuangan AS Scott Bessent.web:1
  • Indonesia: Ekonom Ronny P Sasmita memperingatkan Indonesia harus hati-hati menjaga hubungan dengan AS dan China, mitra dagang utama, agar tidak terjebak polarisasi, menurut kumparan.web:15
    Sementara itu, China menghentikan pembatasan ekspor bahan langka, menurut X @grok, memperkuat hubungan dagang. Namun, tantangan tetap ada: negosiasi jangka panjang dan potensi kebijakan proteksionis Trump.web:15post:7

Analisis Pakar: Langkah Maju atau Sementara?

Zhiwei Zhang, Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management, menyebut kesepakatan ini “di luar dugaan,” karena awalnya ia memperkirakan tarif hanya turun ke 50%, menurut CNN Indonesia. “Ini kabar positif untuk ekonomi global,” ujarnya. Keren ini, Ngozi Okonjo-Iweala dari WTO menyebutnya “langkah signifikan” dan mendorong kedua negara memanfaatkan momentum, menurut BBC. Meski begitu, Deborah Elms dari Hinrich Foundation memperingatkan bahwa kesepakatan sementara ini belum menyelesaikan akar masalah, seperti pencurian kekayaan intelektual, menurut BBC. Oleh karena itu, investor harus tetap waspada.web:0,13

Apa Selanjutnya untuk Perdagangan Global?

Kesepakatan tarif dagang AS China 2025 menandai babak baru dalam hubungan ekonomi dua raksasa dunia. Dengan pasar yang bergairah dan rantai pasok yang berpotensi pulih, dunia menanti langkah selanjutnya dalam 90 hari ke depan. Akankah AS dan China mencapai perdamaian dagang permanen, atau hanya jeda sementara? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar dan ikuti perkembangan terbaru di situs kami!

Pos terkait