Suami Dewi Astutik Kaget Istrinya Jadi Dalang Narkoba Rp 5 Triliun

Dewi Astutik Jadi Dalang Narkoba Rp 5 Triliun

Halo Jakarta – Kasus jaringan narkoba internasional kembali mencuri perhatian setelah Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Interpol tangkap Dewi Astutik, alias Paryatin (43 tahun), di Kamboja. Wanita asal Ponorogo, Jawa Timur, ini diduga jadi dalang penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp 5 triliun. Penangkapannya akhiri pelarian panjang sejak ia jadi buronan setelah bekerja sebagai TKW. Keluarga dan warga Ponorogo syok berat—suaminya, Sarno, bilang: “Keluarga syok, tidak mengira.” Ia kaget lihat foto istrinya beredar di media. Apa kronologi lengkap, reaksi keluarga, dan fakta kasus ini? Mari kita kupas!

Latar Belakang Dewi Astutik, Wanita Ponorogo yang Jadi Buronan Internasional

Dewi Astutik, nama asli Paryatin, berasal dari Dusun Sumber Agung, Desa Balong, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Warga setempat kenal ia sebagai ibu rumah tangga biasa yang sering bekerja ke luar negeri sebagai TKW. Ia tinggal dengan suami, Sarno, dan punya saudara bernama Dewi Astutik—nama yang sama dengan aliasnya. Keluarga tak pernah curiga aktivitasnya, karena Paryatin selalu bilang “kerja biasa” tanpa detail. Tapi fakta menunjukkan ia libatkan dalam jaringan narkoba sejak 2023, jadi buronan BNN dan Interpol. Penangkapannya hasil operasi gabungan BNN, Interpol, dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) di Kamboja, akhir November 2025.

Bacaan Lainnya

Kronologi Penangkapan: Dari Pelarian ke Tangkapan di Kamboja

Kasus ini terungkap setelah BNN selidiki jaringan sabu 2 ton senilai Rp 5 triliun yang masuk lewat jalur laut. Paryatin diduga koordinasi pengiriman dari Asia Tenggara ke Indonesia. Ia lari ke Kamboja setelah buronan, tapi intelijen BNN dan Interpol lacak jejaknya. Operasi gabungan tangkap ia tanpa perlawanan—ia bawa dokumen palsu dan uang tunai USD 50.000. BNN bilang: “Ia dalang utama, atur rute dan pembayaran.” Penyidikan lanjutkan di Jakarta, dengan kemungkinan ekstradisi ke Indonesia.

Reaksi Suami dan Keluarga: Syok Berat, “Tidak Mengira Istrinya Gembong Narkoba”

Suami Paryatin, Sarno, kaget berat saat lihat berita di TV. “Keluarga syok, tidak mengira, katanya ya baik-baik kerjanya,” katanya di Ponorogo. Ia tambah: “Di media ada fotonya, saya syok dan kaget. Tapi saya pasrah. Di rumah saja susah didiknya. Tapi ya gimana.” Sarno tak tahu istrinya terlibat narkoba—ia anggap Paryatin kerja biasa sebagai TKW. Keluarga tak curiga, karena ia sering pulang bawa uang dan oleh-oleh. “Soal gembong narkoba? Saya tidak tahu, soal sepak terjangnya nggak tahu saya,” ujar Sarno.

Reaksi Warga Ponorogo: “Tak Menyangka, Ibu Rumah Tangga Biasa”

Warga Balong syok. Ketua RT Sumber Agung, Purnomo, konfirmasi: “Ya, itu wajahnya Paryatin, bener. Dia sering kerja ke luar negeri, tapi nggak pernah cerita jelas.” Ia bilang Paryatin tinggal tenang, tak ada gosip aneh. “Dewi Astutik itu nama adiknya yang tinggal di Singkil, Balong,” tambah Purnomo. Warga lain bilang: “Dia ramah, sering bantu tetangga. Tak menyangka jadi buronan narkoba.” Kasus ini jadi gosip panas di Ponorogo—warga diskusi soal bahaya TKW terlibat kriminal luar negeri.

Respons BNN dan Penyidikan Lanjutan

BNN langsung ekstradisi Paryatin ke Indonesia. Kepala BNN Febry Calvin bilang: “Ia dalang kunci, koordinasi pengiriman sabu 2 ton lewat jalur laut.” Penyidikan lanjutkan soal jaringan internasional, termasuk koneksi di Kamboja dan Thailand. Kasus ini jerat Pasal 114 UU Narkotika—ancaman hukuman mati atau seumur hidup. BNN imbau TKW waspada tawaran kerja mencurigakan.

Dampak Kasus: Pengingat Bahaya Narkoba bagi TKW dan Keluarga

Kasus ini ingatkan risiko TKW terlibat jaringan kriminal luar negeri. Keluarga Paryatin hancur: Sarno harus rawat anak sendirian, warga Ponorogo syok. Ini pelajaran: komunikasi terbuka antar keluarga penting, dan pemerintah harus lindungi TKW lebih baik. BNN janji kampanye anti-narkoba khusus migran.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *