Strategy kembali mengguncang pasar kripto dengan melakukan borong Bitcoin senilai Rp 1,7 triliun pada Juni 2025. Dengan total kepemilikan 582.000 BTC, akankah langkah agresif ini mendorong harga Bitcoin ke level baru? Simak analisis lengkap berikut!
Kondisi Terkini Pembelian Bitcoin
Pada 9 Juni 2025, Strategy mengakuisisi 1.045 Bitcoin dengan harga rata-rata USD 105.426 atau Rp 1,7 miliar per koin. Oleh karena itu, total kepemilikan perusahaan kini mencapai 582.000 BTC, bernilai USD 40,8 miliar atau Rp 664,1 triliun dengan harga rata-rata USD 70.086 per BTC. Akibatnya, Strategy memperkuat posisinya sebagai pemegang Bitcoin korporasi terbesar.
Pendiri Strategy, Michael Saylor, mengisyaratkan borong bitcoin ini pada 8 Juni. “Kami terus percaya pada nilai jangka panjang Bitcoin,” ujarnya. Sementara itu, harga Bitcoin saat ini mendekati level tertinggi USD 111.936, tercatat pada 23 Mei 2025.
Faktor Pendorong Aksi Strategy
Beberapa elemen mendorong Strategy untuk terus membeli Bitcoin:
-
Strategi Investasi: Strategy memandang Bitcoin sebagai emas digital untuk melindungi nilai aset dari inflasi. Selain itu, pembelian rutin sejak 2020 telah meningkatkan keuntungan saham perusahaan hingga 2.200%.
-
Arus Institusional: Minat korporasi terhadap Bitcoin meningkat. Misalnya, arus masuk ETF Bitcoin spot AS mencatat USD 209 juta pada Maret 2025. Meskipun begitu, Strategy tetap memimpin dengan 3,3% total pasokan Bitcoin global.
-
Sentimen Pasar: Pasar kripto menguat, dengan kapitalisasi pasar USD 3,18 triliun pada Juni 2025. Oleh karena itu, aksi Strategy memperkuat optimisme investor.
Dinamika Pasar Kripto
Aksi Strategy terjadi di tengah pasar kripto yang fluktuatif. Harga Bitcoin sempat anjlok ke USD 75.000 pada April 2025 sebelum stabil di USD 109.763 pada 10 Juni. Sementara itu, kripto lain seperti Ethereum dan XRP juga menguat, masing-masing naik 7,25% dan 2,18% dalam 24 jam. Akibatnya, sentimen bullish mendominasi. Indeks Fear & Greed di angka 74 (zona Greed) mencerminkan kepercayaan pasar yang tinggi.
Namun, risiko koreksi tetap ada. Data ekonomi AS, seperti laporan Indeks Harga Konsumen pada 11 Juni, bisa memengaruhi harga. Oleh karena itu, investor perlu waspada.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Pembelian Strategy meningkatkan kepercayaan terhadap Bitcoin sebagai aset investasi. Dengan kepemilikan 582.000 BTC, Strategy menguasai 2,77% pasokan Bitcoin global, melebihi El Salvador yang memegang 5.980 BTC. Selain itu, strategi ini mendorong nilai saham Strategy, meskipun sempat turun 4% saat Bitcoin anjlok di bawah USD 98.000 pada Desember 2024. Meskipun begitu, kenaikan saham sebesar 2.200% sejak 2020 menarik investor institusional.
Secara sosial, aksi Strategy memicu diskusi di X. Tagar #Bitcoin dan #Strategy trending dengan 1,2 juta postingan per 9 Juni 2025. Akibatnya, kesadaran publik tentang kripto semakin meningkat di Indonesia, dengan 14,16 juta pengguna kripto per April 2025.
Prospek ke Depan
Analis memprediksi Bitcoin bisa mencapai USD 125.000 pada Q2 2025, didorong oleh aksi korporasi seperti Strategy. “Minat institusional dan regulasi yang jelas jadi katalis,” ujar seorang analis. Namun, tekanan ekonomi global, seperti kenaikan suku bunga The Fed, bisa menekan harga ke USD 100.000. Oleh karena itu, Strategy perlu strategi manajemen risiko. Jika tren bullish berlanjut, Bitcoin berpotensi sentuh USD 200.000 akhir 2025, sejalan dengan prediksi Tom Lee tentang pola pasca-halving.
Meskipun begitu, kritik muncul. Seorang podcaster terkenal menyebut strategi Strategy spekulatif, memperingatkan risiko jika harga Bitcoin jatuh. Akibatnya, langkah Strategy tetap jadi sorotan.
Bitcoin dan Strategy di Persimpangan
Aksi borong Bitcoin senilai Rp 1,7 triliun oleh Strategy menegaskan keberanian mereka di pasar kripto. Dengan kepemilikan fantastis, apakah Strategy akan mendorong Bitcoin ke puncak baru atau menghadapi risiko koreksi? Pantau perkembangannya!
Ingin tahu lebih banyak tentang kripto? Baca artikel tentang Tren Investasi Kripto 2025 atau kunjungi situs HaloJakarta.id untuk berita terbaru.