Ruwet Kasus Tumbler Tuku Hilang di KRL, KAI Tegaskan Petugas Belum Dipecat

Kasus Tumbler Tuku

Halo Jakarta – Kasus hilangnya tumbler Tuku milik penumpang KRL jadi viral setelah Anita Dwidiastuti unggah kronologi di media sosial. Ia tuduh petugas keamanan KRL lalai karena tasnya yang tertinggal hilang isi berharga itu. Kini, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) bantah kabar pemecatan petugas terkait. Corporate Secretary Karina Amanda tekankan: “Petugas front liner belum dipecat, kami ikuti prosedur ketenagakerjaan.” Apa sebenarnya yang terjadi? Mari kita kupas kronologi lengkap dan klarifikasi dari KAI Commuter!

Kronologi Lengkap: Tas Tertinggal Hingga Viral di Media Sosial

Anita lupa tasnya di kereta KRL Commuter Line rute Tanah Abang-Rangkasbitung. Ia langsung lapor ke petugas keamanan di Stasiun Rawa Buntu. Petugas menemukan tas itu di gerbong khusus wanita dan kirim foto isi tas ke Anita, termasuk tumbler Tuku kesayangannya. Karena prosedur, tas harus diambil di Stasiun Rangkasbitung. Keesokan harinya, Anita dan suaminya langsung ke sana. Saat buka tas, tumbler Tuku sudah hilang. Anita kecewa berat dan unggah kronologi lengkap di Threads @anitadwdl—langsung viral dengan ribuan like dan komentar. Ia tuduh petugas tidak bertanggung jawab dan minta penggantian.

Bacaan Lainnya

Petugas bernama Argi, yang tangani tas, beri klarifikasi di Threads. Ia terima tas dari petugas lain di Rawa Buntu, lalu simpan di ruang jaga karena stasiun ramai. Argi tak sempat cek isi tas dan tawarkan penggantian tumbler, tapi ditolak suami Anita. Argi bilang: “Saya bukan pelaku yang mengambil tumbler tersebut dan sangat terpukul karena satu-satunya sumber pendapatannya hilang setelah unggahan itu viral.”

Klarifikasi KAI Commuter: Evaluasi Internal, Belum Ada Pemecatan

KAI Commuter langsung respons cepat. Karina Amanda jelaskan: “Sebagai tahap awal, tentunya kami melakukan koordinasi kepada pihak mitra pengelola petugas front liner.” Ia tekankan tidak ada pemecatan karena ikuti aturan ketenagakerjaan. “Pihak mitra masih melakukan evaluasi internal untuk melihat lebih jelas kondisi yang terjadi.” Karina tambah: “Barang bawaan merupakan tanggung jawab pelanggan.” Setiap stasiun punya layanan lost and found—barang tertinggal didata, disimpan, dan kalau tak diambil, pindah ke gudang pusat.

KAI Commuter minta maaf atas ketidaknyamanan Anita dan janji tingkatkan layanan. Mereka juga ingatkan penumpang: jaga barang pribadi baik-baik, terutama di kereta ramai.

Dampak Viral: Warganet Bela Petugas, Anita Dapat Dukungan

Unggahan Anita ramai di media sosial, tapi banyak warganet bela Argi. Mereka bilang petugas sudah berusaha: kirim foto, simpan tas, dan tawarkan ganti rugi. Beberapa komentar: “Petugas sudah bantu, tapi viralnya malah bikin dia kena getahnya.” Anita tetap kecewa, tapi kasus ini jadi pengingat: prosedur KRL ketat untuk cegah hilang barang, tapi tanggung jawab akhir tetap pada penumpang.

Pelajaran dari Kasus Ini: Jaga Barang di KRL, Prosedur Penting

Kasus tumbler Tuku ingatkan penumpang KRL: selalu cek tas sebelum turun, gunakan loker stasiun kalau perlu, dan pahami prosedur lost and found. KAI Commuter punya sistem bagus, tapi viral seperti ini bisa ganggu petugas yang sudah berusaha. Semoga kasus ini jadi akhir dari drama—semua pihak dapat pelajaran berharga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *