Reaksi Keras Pemimpin Global atas Serangan AS ke Iran!

Pemimpin Global Bereaksi Keras atas Serangan AS ke Iran!

Dunia diguncang serangan militer Amerika Serikat ke tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025, aksi ini memicu reaksi keras dari pemimpin global di tengah konflik Iran-Israel yang kian memanas! Oleh karena itu, China, Rusia, dan negara-negara Arab mengutuk tindakan ini, sementara sekutu AS mendukung. Apa dampak eskalasi ini? Simak analisis mendalam bersama Halo Jakarta!

AS Luncurkan Serangan Berani ke Iran

Pada 22 Juni 2025, AS meluncurkan “Operasi Palu Tengah Malam” untuk menghancurkan fasilitas nuklir di Isfahan, Fordow, dan Natanz. Presiden Donald Trump memerintahkan serangan ini setelah Israel menyerang 200 target militer Iran pada 13 Juni. Akibatnya, Iran membalas dengan meluncurkan 30 rudal balistik ke pangkalan udara Israel. Selain itu, China, melalui Menteri Luar Negeri Wang Yi, mengutuk tindakan AS pada 22 Juni 2025. “Kekuatan tidak membawa perdamaian,” tegas Wang Yi. Sementara itu, Rusia menyebut serangan AS sebagai provokasi yang mengancam stabilitas global.

Bacaan Lainnya

Dunia Terpecah: Kecaman Lawan Dukungan

Pemimpin dunia menunjukkan perpecahan tajam. Pertama, China menegaskan bahwa AS melanggar hukum internasional dan mendesak Israel menghentikan agresi. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China pada 22 Juni, 70% eskalasi Timur Tengah berasal dari pelanggaran kedaulatan, berdasarkan data PBB. Kedua, Rusia, melalui Dmitry Peskov, menuduh AS dan Israel memicu perang regional. Sebaliknya, Inggris dan Kanada mendukung AS, menyebut serangan ini membela dunia dari ancaman nuklir Iran. Selanjutnya, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengkritik agresi Israel, dan Sekjen PBB Antonio Guterres meminta semua pihak menahan diri untuk mencegah krisis global.

Dampak Ekonomi dan Geopolitik yang Mengkhawatirkan

Konflik ini mengguncang pasar global. Misalnya, harga minyak Brent melonjak 13,17% ke US$78,5 per barel pada 13 Juni setelah serangan Israel, lalu naik lagi 5% usai serangan AS, menurut Bloomberg. Selain itu, bursa saham Kuwait dan Oman melemah 2-3% pada 22 Juni karena investor khawatir pasokan minyak terganggu. Terlebih lagi, Parlemen Iran menyetujui penutupan Selat Hormuz, yang dapat memperburuk krisis energi. Oleh karena itu, Kepala IAEA Rafael Grossi memperingatkan bahwa fasilitas nuklir tidak boleh menjadi target. Sementara itu, Ayatollah Ali Khamenei mengancam AS dengan “konsekuensi tak terpulihkan”. “Eskalasi ini berisiko memicu perang luas,” kata analis Halo Jakarta.

Diplomasi Terhambat di Tengah Ketegangan

Meskipun diplomasi menjadi harapan, situasi tetap tegang. China dan Rusia mendorong solusi politik untuk isu nuklir Iran, tetapi Trump memerintahkan Israel untuk terus menyerang, menurut Reuters. Selain itu, Indonesia, melalui Menlu Sugionoo, mengkritik sikap G7 yang condong membela Israel. Menurut survei regional, 60% warga Timur Tengah khawatir konflik akan meluas. Akibatnya, Guterres menegaskan, “Diplomasi adalah satu-satunya jalan.” Namun, ancaman penutupan Selat Hormuz membuat dunia bersiap menghadapi krisis energi dan keamanan.

Suara Pemimpin Dunia

Berikut reaksi utama pemimpin dunia, berdasarkan pernyataan resmi:

  • China: “AS melanggar hukum internasional, semua pihak harus hentikan agresi.” – Wang Yi, 22 Juni 2025.

  • Rusia: “AS dan Israel memicu perang regional, ini provokasi berbahaya.” – Dmitry Peskov, 22 Juni 2025.

  • Irak: “Agresi Israel ancam keamanan global.” – Mohammed Shia al-Sudani, 17 Juni 2025.

  • PBB: “Fasilitas nuklir bukan target, dunia butuh kewarasan.” – Antonio Guterres, 22 Juni 2025.

  • AS: “Kami dukung Israel lawan ancaman nuklir Iran.” – Gedung Putih, 22 Juni 2025.

Konflik Israel-Iran dan serangan AS bawa dunia ke ambang krisis! Ikuti analisis eksklusif dan update terkini di Halo Jakarta atau kunjungi halojakarta.id untuk wawasan mendalam.

Pos terkait