Halo Jakarta – Di tengah hiruk-pikuk agenda internasional, Presiden Prabowo Subianto sampaikan pesan hangat yang menyentuh: hubungan Indonesia-Yordania bukan sekadar kerjasama formal, tapi persaudaraan abadi yang harus diwariskan ke generasi mendatang. Pernyataan itu bergema saat jamuan santap malam kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Jumat malam 14 November 2025, menjamu Raja Abdullah II bin Al-Hussein beserta delegasi Yordania. Dengan suasana akrab dan penuh hormat, acara ini jadi simbol solidaritas mendalam—terutama dalam dukungan bersama untuk Palestina dan perdamaian global. Apa yang membuat ikatan ini begitu istimewa? Mari kita bedah momen bersejarah ini!
Kronologi Jamuan: Penyambutan Hangat di Istana Negara
Jamuan santap malam kenegaraan dimulai dengan penyambutan resmi di Istana Negara, yang langsung ciptakan nuansa keluarga besar. Presiden Prabowo, didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan putranya Didit Hediprasetyo, duduk satu meja dengan Raja Abdullah II. Suasana penuh keakraban sepanjang malam, dengan pertukaran cerita dan visi masa depan yang memperkuat fondasi bilateral.
Raja Abdullah II, yang datang sebagai “saudara” bukan sekadar kepala negara, ungkapkan rasa syukur atas keramahan Indonesia. Kunjungan ini lanjutkan momentum MoU pertahanan April 2025, di mana Yordania jadi jembatan strategis Indonesia ke Timur Tengah. Prabowo buka acara dengan: “Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi saya untuk menyambut kembali Yang Mulia dan delegasi terhormat Yordania di Indonesia.” Sesi ini tak hanya protokol, tapi wadah tukar gagasan untuk stabilitas kawasan.
Kutipan Kunci: Pesan Emosional yang Mengikat Hati
Prabowo dan Raja Abdullah saling lempar kata-kata yang penuh makna, tekankan esensi persaudaraan. Berikut sorotan utama dari pidato mereka:
| Pembicara | Kutipan Utama | Konteks |
|---|---|---|
| Presiden Prabowo | “Anggaplah kami lebih dari sekadar mitra, kita memiliki ikatan persaudaraan dan persahabatan yang kuat. Dan saya pikir ikatan ini harus tetap lestari di masa depan.” | Penekanan warisan generasi, di tengah dukungan Palestina yang tak tergoyahkan. |
| Presiden Prabowo | “Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi saya untuk menyambut kembali Yang Mulia dan delegasi terhormat Yordania di Indonesia.” | Ekspresi hormat atas kehadiran Raja Abdullah II. |
| Raja Abdullah II | “Kami selalu memandang Indonesia sebagai bagian yang sangat penting dari komunitas Muslim. Peran Indonesia dalam urusan internasional, terutama di bawah kepemimpinan Anda, di masa-masa sulit ini sangatlah penting.” | Apresiasi diplomasi Prabowo di krisis global. |
| Raja Abdullah II | “Inilah yang dilakukan saudara terhadap satu sama lain, dan hal ini tidak berubah. Saya sangat senang bisa kembali ke sini untuk memperkuat tidak hanya ikatan fisik antara kita berdua, namun juga antara kedua negara kita.” | Kenangan bantuan Yordania ke Indonesia saat sulit, sebagai wujud saudara sejati. |
Kutipan-kutipan ini bukan retorika kosong—mereka jadi pondasi untuk aksi konkret, seperti bantuan kemanusiaan dan intelijen bersama.
Konteks Historis: Solidaritas Palestina dan Ikatan Muslim Global
Hubungan Indonesia-Yordania sejak 1984 telah teruji, dengan Yordania sebagai mediator Arab dan Indonesia sebagai suara Muslim terbesar. Prabowo pandang Yordania sebagai sahabat kunci dalam perjuangan Palestina—sesuai janji Indonesia jadi “rumah kedua” bagi rakyat Palestina. Raja Abdullah puji peran Prabowo di masa sulit, seperti krisis Gaza, dan ingatkan bantuan Yordania ke Indonesia dulu sebagai bukti persaudaraan.
Ini sambung lanjutan kunjungan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin ke Amman, di mana dibahas pengiriman pasukan kemanusiaan via Yordania. Di komunitas Muslim, Indonesia diakui sebagai penyeimbang—netral tapi vokal dukung perdamaian. Jamuan ini juga singgung isu ekonomi dan pendidikan, perkuat ikatan di luar militer.
Dampak Jangka Panjang: Diplomasi Prabowo Tingkatkan Posisi Global Indonesia
Acara ini angkat derajat Indonesia sebagai aktor utama di Timur Tengah, buka peluang bantuan lebih besar untuk Palestina dan stabilitas kawasan. Bagi Prabowo, ini bukti pendekatan “persaudaraan” yang inklusif—bukan konfrontasi. Yordania, sebagai sekutu AS, jadi jembatan ke Barat tanpa rusak prinsip non-blok. Hasilnya? Potensi inisiatif bersama di PBB atau OIC, plus perdagangan melonjak. Di era sulit, ikatan ini aset tak ternilai—seperti kata Prabowo, “harus lestari untuk generasi mendatang.”
