Halo Jakarta – Pasar otomotif Indonesia semakin seru dengan munculnya mobil listrik murah yang harganya mulai Rp 100 jutaan, tapi Low Cost Green Car (LCGC) tetap jadi pilihan utama bagi pembeli pertama. Menurut Yusak Billy, Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor, keduanya punya segmen berbeda: LCGC tawarkan “peace of mind” dengan kemudahan perawatan dan nilai jual kembali tinggi, sementara mobil listrik murah lebih cocok untuk warga kota dengan akses charging bagus—sebagai mobil kedua atau ketiga. Di Gaikindo Jakarta Auto Week 2025, Billy yakin LCGC tetap dominan meski penjualan sempat fluktuatif. Siapa pemenangnya? Mari kita bedah pro-kontra, data pasar, dan model unggulan!
Keunggulan LCGC: Pilihan Aman untuk Pembeli Pertama
LCGC seperti Daihatsu Sigra, Toyota Agya, dan Daihatsu Ayla jadi favorit 70-80% pembeli pertama di Indonesia. Yusak Billy jelaskan: LCGC beri ketenangan hati—mudah beli, rawat, dan jual ulang dengan harga stabil. Tak perlu khawatir baterai atau charging, cukup isi BBM dan servis rutin. Penjualan LCGC tetap kuat meski kompetitor listrik muncul, karena infrastruktur SPBU lebih merata. Kontra? Konsumsi BBM kurang irit dan emisi lebih tinggi, tapi harga murah (Rp 130-180 jutaan) bikin aksesibel.
Mobil Listrik Murah: Tren Urban, Tapi Belum untuk Semua
Mobil listrik murah seperti Wuling Air EV atau MG4 mulai Rp 100 jutaan tawarkan nol emisi dan biaya operasional rendah—ideal untuk kota dengan charging station. Pro: irit listrik (Rp 20-30/km), akselerasi cepat, dan insentif pemerintah. Tapi kontra: infrastruktur charging masih terbatas di luar kota, kekhawatiran baterai rusak, dan nilai jual kembali belum teruji. Billy bilang: “Listrik cocok untuk mobil tambahan, bukan first car.” Penjualan naik 50% YTD, tapi LCGC masih kuasai 60% segmen entry-level.
Berikut perbandingan singkat:
| Aspek | LCGC | Mobil Listrik Murah |
|---|---|---|
| Harga | Rp 130-180 jt | Rp 100-200 jt |
| Biaya Operasional | Rp 100-150/km (BBM) | Rp 20-30/km (listrik) |
| Infrastruktur | SPBU merata | Charging station kota |
| Nilai Jual Kembali | Tinggi & stabil | Belum teruji |
| Target Pembeli | First-time buyer | Urban, mobil kedua |
Data Gaikindo & Kemenhub 2025.
LCGC Dominan, Listrik Naik Tapi Belum Geser
Penjualan LCGC Jan-Okt 2025 capai 150.000 unit—naik 10% YoY, kuasai 60% entry-level. Mobil listrik murah jual 25.000 unit (naik 50%), tapi 80% di Jakarta-Bandung. Billy optimistis: “LCGC tetap laku karena pasar first-time buyer besar.” Pemerintah dorong keduanya via insentif PPN 1% untuk listrik dan diskon pajak LCGC.
LCGC Menang untuk Sekarang, Listrik Masa Depan
Yusak Billy tegas: LCGC jadi pemenang utama karena cocok pembeli pertama yang butuh kendaraan bebas khawatir. Mobil listrik murah punya potensi besar di urban, tapi infrastruktur harus maju dulu. Keduanya saling lengkapi—pilih sesuai kebutuhanmu!




