Halo Jakarta – Malaysia kena pukulan telak dari penambangan kripto ilegal: kerugian Rp 18,41 triliun sejak 2020! Tenaga Nasional Berhad (TNB) ungkap hampir 14.000 lokasi ilegal yang curi listrik untuk mining BTC dan ETH—modus canggih dari modifikasi meteran hingga sambungan liar. Pemerintah bentuk satgas khusus, gerebek ribuan rig, tapi dampaknya luas: lingkungan rusak, investor legal kena getah, dan regulasi global makin ketat. Ini bukan cuma kasus lokal; jadi pelajaran bagi Indonesia yang juga rawan mining gelap. Apa modusnya dan bagaimana Malaysia lawan? Mari kita kupas fakta lengkap!
Kronologi Kasus Dari 2020 Hingga Gerebek Massal 2025
Semuanya bermula 2020 saat TNB curiga lonjakan konsumsi listrik misterius di rumah tinggal dan ruko. Penyelidikan awal ungkap penambangan kripto ilegal yang curi energi tanpa bayar—skala kecil dulu, tapi meledak pasca-boom BTC 2021. Hingga Agustus 2025, TNB identifikasi 13.900+ lokasi di Selangor, Johor, dan Kuala Lumpur. Kerugian kumulatif capai USD 1,1 miliar (Rp 18,41 triliun, kurs Rp 16.738).
Puncaknya Agustus 2025: satgas gabungan TNB, polisi, MCMC (regulator telekom), dan MACC (antikorupsi) lakukan razia serentak. Mereka sita 5.000+ rig mining, tangkap 200+ pelaku, dan tutup jaringan sindikat China-Indonesia. Ini operasi terbesar sejak 2022, tapi TNB bilang kasus masih marak di pedesaan.
Modus Operandi Curi Listrik dengan Trik Canggih
Pelaku tak main-main: mereka curi listrik untuk rig ASIC yang haus energi (setara 1.000 rumah tangga per farm). Modus utama:
- Modifikasi Meteran Pasang perangkat bypass agar meter catat 10% dari pemakaian asli.
- Sambungan Liar Hubung langsung ke trafo jalan tanpa meter—risiko korsleting tinggi.
- Kamuflase Lokasi Samarkan farm di gudang kosong, ruko tutup, atau rumah kontrakan—sering pakai AC industri untuk dinginkan rig.
Satu farm kecil curi 50.000 kWh/bulan—setara Rp 50 juta hilang. Di Johor, sindikat pakai kontainer modifikasi untuk pindah cepat.
Berikut breakdown modus:
| Modus | Deskripsi | Kerugian Rata-rata |
|---|---|---|
| Bypass Meter | Alat curang kurangi rekaman 90% | Rp 30-50 juta/bulan |
| Sambungan Liar | Langsung ke kabel utama | Rp 100 juta+/bulan |
| Kamuflase | Farm di lokasi tersembunyi | Sulit deteksi, kerugian kumulatif tinggi |
Dampak Ekonomi Rp18,41 Triliun Hilang, Lingkungan Rusak
Kerugian TNB bukan cuma uang: USD 1,1 miliar (Rp 18,41 triliun) sejak 2020 berarti subsidi listrik rakyat terganggu. Secara nasional, Malaysia rugi pajak kripto dan biaya pemulihan jaringan (Rp 2 triliun). Dampak lingkungan: rig lama boros energi, setara emisi 100.000 mobil/bulan—tambah beban iklim tropis.
Sosialnya: investor legal kripto kena tudingan, pasar Malaysia lesu 15% YTD. Global: kasus ini dorong regulasi ketat, seperti larangan mining ilegal di Thailand dan Vietnam.
Respons Pemerintah Satgas Gabungan & Teknologi Canggih
Malaysia bentuk Satgas Anti-Mining Ilegal 2023: TNB pasang sensor AI deteksi lonjakan listrik, polisi gerebek 500+ lokasi/tahun. MACC tagih denda Rp 5 miliar ke pelaku. MCMC blokir IP mining ilegal, sementara Bank Negara batasi transaksi kripto tanpa KYC. Hasil? Penurunan kasus 40% sejak 2024, tapi TNB prediksi Rp 5 triliun rugi lagi 2026 kalau tak tegas.
CEO TNB, Baharin Din: “Kami investasi RM 100 juta untuk smart grid—mining ilegal tak punya tempat lagi di Malaysia.”
Pelajaran untuk Indonesia Waspada Mining Gelap di PLTU
Kasus Malaysia mirip Indonesia: mining ilegal curi listrik PLN di Sumatera dan Jawa, rugi Rp 1 triliun/tahun. Kemkominfo dan Polri bisa tiru satgas, tambah AI monitoring. Investor: pilih platform legal, hindari FOMO gelap.




