Kripto Kalahkan Judol: Transaksi Tembus Rp 109 Triliun

Crypto Versus Judul

Transaksi kripto kalahkan judol dengan mencatatkan angka fantastis Rp 109,3 triliun pada kuartal pertama 2025, jauh melampaui perputaran dana judi online (judol) yang mencapai Rp 47 triliun. Lonjakan ini menunjukkan potensi ekonomi digital yang sehat dan legal di Indonesia. Apa yang mendorong keunggulan kripto, dan bagaimana dampaknya bagi perekonomian? Mari kita bahas!

Lonjakan Transaksi Kripto di Awal 2025

Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), transaksi aset kripto di Indonesia pada Januari–Maret 2025 mencapai Rp 109,3 triliun, dengan 13,71 juta pengguna aktif. Angka ini kontras dengan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), yang mencatat perputaran judol sebesar Rp 47 triliun, turun dari Rp 90 triliun pada periode sama tahun lalu. Industri kripto menunjukkan pertumbuhan yang stabil, didukung oleh minat investor ritel dan institusi.

Bacaan Lainnya

Faktor Pendorong Keunggulan Kripto

Beberapa faktor mendorong dominasi kripto atas judol:

  • Regulasi yang Matang: Peralihan pengawasan dari Bappebti ke OJK pada Januari 2025 memperkuat kepercayaan investor.
  • Adopsi Global: Kebijakan pro-kripto, seperti persetujuan ETF Bitcoin di AS, meningkatkan minat global dan lokal.
  • Inklusi Keuangan: Kripto memungkinkan masyarakat unbanked mengakses ekosistem finansial dengan mudah.
  • Edukasi Digital: Platform seperti Tokocrypto gencar meningkatkan literasi kripto di Indonesia.

Wan Iqbal, CMO Tokocrypto, menyatakan, “Kripto bukan hanya investasi, tetapi fondasi inovasi keuangan yang legal dan berkelanjutan.”

Manfaat Ekonomi dari Industri Kripto

Industri kripto memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Sejak pajak kripto diberlakukan pada 2022, penerimaan negara mencapai Rp 1,2 triliun hingga Maret 2025, dengan Rp 115,1 miliar di 2025 saja. Selain itu, kripto menciptakan lapangan kerja di sektor teknologi dan keuangan, serta mendorong literasi digital. Berbeda dengan judol, yang bersifat ilegal dan merugikan, kripto menawarkan nilai tambah jangka panjang bagi masyarakat dan negara.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski menjanjikan, industri kripto menghadapi tantangan, seperti risiko volatilitas harga dan potensi penyalahgunaan untuk pencucian uang. OJK dan Bappebti terus memperkuat prinsip Know Your Customer (KYC) untuk mencegah tindak pidana. Di sisi lain, edukasi yang lebih luas diperlukan agar masyarakat memahami potensi dan risiko kripto. Dengan regulasi yang mendukung, kripto berpeluang menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia.

Kripto sebagai Masa Depan Ekonomi

Transaksi kripto kalahkan judol menandakan pergeseran menuju ekonomi digital yang lebih sehat. Dengan Rp 109,3 triliun pada kuartal I 2025, kripto membuktikan potensinya sebagai alternatif investasi yang legal dan inklusif. Bagaimana menurut Anda tentang masa depan kripto di Indonesia? Tulis pendapat Anda di kolom komentar dan ikuti berita terbaru di situs kami!

Pos terkait