Perang Iran-Israel meluas ke dunia siber! Bursa kripto terbesar Iran, Nobitex, ambruk akibat serangan peretas anti-Iran, rugi Rp1,47 triliun. Oleh karena itu, di tengah rudal dan geopolitik memanas, serangan ini bikin guncang. Benarkah Israel di baliknya? Simak drama siber ini bersama Halo Jakarta!
Serangan Siber Guncang Nobitex
Pada 18 Juni 2025, kelompok peretas anti-Iran, Gonjeshke Darande, klaim bobol Nobitex, bursa kripto terbesar Iran, dan kuras USD 90 juta (Rp1,47 triliun). Akibatnya, dana dari hot wallet Nobitex dipindah ke dompet tak terakses, musnah permanen. Selain itu, peretas ancam bocorkan kode sumber platform. “Ini pesan politik, bukan duit!” ujar pernyataan mereka, 19 Juni 2025. Oleh sebab itu, Nobitex setop layanan, selidiki kerusakan, dan janji kompensasi penuh untuk 10 juta pelanggannya.
Konteks Perang Iran-Israel
Sementara itu, serangan siber ini datang saat konflik Iran-Israel membara. Israel bombardir fasilitas nuklir Iran (Fordow, Natanz) sejak 13 Juni, Iran balas dengan 150 rudal ke Tel Aviv. Di sisi lain, Gonjeshke Darande, yang pernah lumpuhkan pom bensin Iran (2021) dan picu kebakaran pabrik baja (2022), diduga terkait Israel. Karena itu, analis Halo Jakarta sebut serangan ini bagian dari perang siber untuk lumpuhkan infrastruktur Iran, termasuk platform seperti Nobitex yang dituduh bantu IRGC hindari sanksi.
Dampak pada Pasar Kripto Global
Meskipun begitu, pasar kripto global tetap tangguh. Bitcoin turun 0,89% ke USD 102.379, Ethereum merosot 4,19% pada 22 Juni, menurut data Halo Jakarta. Namun, investor institusi, seperti Strategy yang borong 10.100 BTC (Rp16,1 triliun), lihat kripto sebagai lindung nilai. Sebaliknya, serangan siber ini tunjukkan risiko keamanan. “Kripto jadi medan perang geopolitik baru,” ujar analis blockchain di Halo Jakarta. Akibatnya, investor Indonesia diminta waspada terhadap platform tanpa regulasi ketat.
Nobitex dan Tuduhan Politik
Selanjutnya, Nobitex dikaitkan dengan IRGC, unit militer Iran yang dicap teroris oleh AS dan sekutu. Oleh karena itu, peretas sengaja kirim dana ke “burn wallets” dengan pesan anti-IRGC, bukan untuk keuntungan. Di samping itu, Nobitex dituduh fasilitasi ransomware IRGC dan kelompok seperti Hamas. “Serangan ini melemahkan keuangan Iran,” kata analis Halo Jakarta. Meski begitu, Nobitex klaim cold wallet aman, tapi kepercayaan pelanggan goyah di tengah perang.
Ancaman Siber di Tengah Konflik
Karena itu, serangan ini bukti kripto kini target strategis dalam perang siber. Selain itu, dengan 25 serangan fisik dan siber terhadap pelaku kripto global pada 2025, keamanan jadi isu besar. Oleh sebab itu, investor harus pilih platform teregulasi, hindari phishing, dan amankan kunci dompet. Akibatnya, tanpa perlindungan, pasar kripto rentan di tengah konflik. Bisakah Iran pulih dari guncangan ini, atau dunia siber makin kacau?
Pantau Drama Siber di Halo Jakarta!
Serangan siber hantam Nobitex, rugi Rp1,47 triliun di tengah perang Iran-Israel! Oleh karena itu, akankah kripto tetap aman, atau jadi korban geopolitik? Cek fakta, tips keamanan, dan update terkini di Halo Jakarta. Ayo, lindungi investasi Anda!