Begini Cara Penanganan Mobil Setelah Kena Banjir Langkah Lengkap Agar Mesin Tak Mati Total

Begini Cara Penanganan Mobil Setelah Kena Banjir

Halo Jakarta – Banjir besar akhir November hingga awal Desember 2025 melumpuhkan ribuan mobil di Jabodetabek, Medan, dan beberapa kota lain. Air yang masuk ke dalam mesin, transmisi, atau komponen elektrik bisa menyebabkan kerugian ratusan juta kalau kamu salah tangani. Namun kalau kamu tahu langkah cepat dan tepat, mobil masih bisa diselamatkan dengan biaya lebih ringan. Berikut panduan lengkap dari mekanik senior, bengkel resmi, dan asuransi yang sudah terbukti.

Jangan Langsung Nyalakan Mesin Ini Langkah Pertama yang Wajib Kamu Lakukan

Saat mobil terendam atau terjebak banjir, langsung matikan mesin kalau masih hidup. Jangan pernah coba starter lagi meski air sudah surut. Air yang masuk ke ruang bakar lewat intake bisa membengkokkan connecting rod. Kerusakan itu fatal dan biayanya mencapai Rp 80-150 juta untuk mesin modern. Segera cabut aki (terminal negatif dulu) agar korsleting listrik tidak terjadi. Kalau mobil transmisi otomatis, jangan coba netral atau dorong paksa karena torque converter bisa rusak.

Bacaan Lainnya

Cek Tinggi Genangan Tentukan Langkah Selanjutnya

Tinggi air sangat menentukan tingkat kerusakan. Kalau air hanya sampai velg atau bawah pintu (kurang dari 40 cm), biasanya interior basah dan rem perlu servis. Namun kalau air sampai dashboard atau jok (lebih dari 70 cm), mesin dan transmisi hampir pasti terendam. Kalau air sampai atap, mobil biasanya total loss dan asuransi langsung ganti rugi penuh.

Evakuasi dengan Cara Benar Hindari Kerusakan Tambahan

Jangan dorong atau towing sembarangan. Gunakan towing flatbed atau gendong saja. Towing biasa yang angkat roda depan bisa merusak gardan dan transmisi. Kalau pakai derek gendong, pastikan roda depan terangkat dan roda belakang tetap di tanah. Kalau air masih tinggi, tunggu surut dulu atau minta bantuan evakuasi resmi.

Langkah di Bengkel Jangan Asal Bongkar Sendiri

Sampai bengkel, mekanik profesional biasanya lakukan urutan ini.

Cuci Eksterior dan Interior Dulu

Cuci seluruh bodi dengan air bersih bertekanan tinggi untuk hilangkan lumpur dan kotoran. Buka semua karpet, jok, dan panel pintu. Vakum air dari karpet dan jok, lalu keringkan dengan blower panas atau jemur di tempat teduh.

Bongkar dan Cuci Mesin dengan Hati-hati

Buka filter udara dan cek apakah basah. Kalau basah, air pasti sudah masuk ruang bakar. Bongkar busi, keringkan silinder dengan kompresor, lalu siram mesin dengan solar atau cairan pembersih khusus. Ganti oli mesin, oli transmisi, oli gardan, dan oli rem. Semua cairan yang terkontaminasi air harus dibuang total.

Cek Sistem Kelistrikan Secara Teliti

Kabel-kabel dan ECU sering jadi korban utama. Kalau air masuk ECU, biaya ganti bisa Rp 30-80 juta. Cek semua sensor, soket, dan modul dengan multitester. Kalau ada karat, bersihkan dengan contact cleaner dan semprot anti karat.

Servis Rem dan Kopling dengan Benar

Rem cakram yang terendam air biasanya masih aman kalau langsung dikeringkan. Namun kalau air masuk kampas rem tromol, kampas harus diganti total. Kopling manual juga perlu cek. Kalau basah, kampas kopling bisa slip.

Ganti Komponen yang Rusak

Komponen yang hampir pasti diganti antara lain filter udara dan filter AC, oli mesin, transmisi, gardan, rem, busi dan koil kalau basah, serta kampas rem dan kopling. Aki juga sering diganti kalau terendam lama.

Biaya Penanganan Bisa Puluhan Juta Kalau Salah Langkah

Biaya tergantung tingkat kerusakan. Banjir sampai velg biasanya Rp 3-8 juta untuk cuci, ganti oli, dan servis rem. Banjir sampai jok bisa Rp 15-40 juta karena bongkar mesin dan cuci ECU. Jika banjir sampai atap sering Rp 80-200 juta atau total loss. Kalau asuransi all risk dengan perluasan banjir, 80-90 persen biaya ditanggung, kecuali total loss.

Tips dari Mekanik Senior Jangan Lakukan Ini

  • Jangan nyalakan mesin meski “cuma sebentar”
  • Jangan cuci mesin dengan bensin karena seal karet bisa rusak
  • Jangan jemur mobil di bawah terik matahari langsung karena interior bisa melengkung
  • Jangan pakai mobil sebelum semua oli diganti karena bearing laher bisa aus

Pencegahan untuk Masa Depan Jangan Sampai Terulang

Pasang snorkel atau intake tinggi kalau sering lewat banjir. Pakai pelapis anti karat di bawah bodi. Simpan polis asuransi dengan perluasan banjir. Parkir di tempat tinggi kalau ada peringatan cuaca ekstrem. Pasang GPS tracker agar mobil lebih mudah dilacak kalau hanyut.

Mobil kena banjir memang bikin pusing. Namun kalau kamu tangani cepat dan benar, masih banyak yang bisa diselamatkan. Jangan panik, langsung hubungi bengkel resmi atau asuransi.

Pos terkait