Harga Bitcoin dan Ethereum merosot tajam pada 13 Juni 2025, menyeret pasar kripto ke zona merah. Apa penyebab kemerosotan ini dan bagaimana dampaknya? Simak analisis berikut!
Pasar Kripto Memerah di Awal Pekan
Pada 13 Juni 2025, pasar kripto mengalami guncangan dengan Bitcoin turun 4,15% dalam 24 jam, diperdagangkan di Rp 1,69 triliun per koin. Ethereum lebih parah, anjlok 9,45% ke Rp 40,67 juta. Oleh karena itu, mayoritas kripto teratas memerah. Sementara itu, kapitalisasi pasar kripto global menyusut 3,83% menjadi Rp 51,66 kuadriliun. Sentimen investor melemah, terlihat dari Indeks Fear & Greed yang turun ke angka 68 (zona Greed).
Seorang analis menyatakan, “Pasar bereaksi terhadap ketidakpastian ekonomi.” Akibatnya, investor ritel dan institusional mengambil sikap hati-hati.
Pemicu Kemerosotan Harga
Kemerosotan ini dipicu oleh beberapa faktor. Ketidakpastian suku bunga The Fed menekan aset berisiko, dengan investor khawatir atas kebijakan moneter AS. Selain itu, aksi jual besar-besaran di pasar altcoin, terutama Ethereum dan Solana, memicu efek domino. Meskipun begitu, unggahan di X menyebutkan Bitcoin gagal menembus USD 106.000, memperburuk sentimen bearish. Sanksi global baru terhadap perdagangan kripto juga membebani harga. Oleh karena itu, pasar kripto menghadapi tekanan berlapis.
Kinerja Kripto Lain di Zona Merah
Kripto lain tak luput dari kemerosotan. Solana anjlok 9,78% ke Rp 2,36 juta, sementara Dogecoin turun 10,09% ke Rp 2.811 per token. Sementara itu, XRP merosot 6,04% ke Rp 34.624, dan Binance Coin (BNB) melemah 3,2% ke Rp 10,5 juta. Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) relatif stabil, masing-masing turun 0,03% dan 0,05%. Akibatnya, hanya sedikit kripto yang bertahan di zona hijau. Data menunjukkan altcoin lebih rentan terhadap volatilitas dibandingkan Bitcoin.
Dampak Pasar dan Publik
Kemerosotan harga mengguncang kepercayaan investor. Kapitalisasi pasar kripto menyusut Rp 2 kuadriliun dalam sehari, memukul portofolio ritel di Indonesia, dengan 14,16 juta investor terdampak. Selain itu, tagar #CryptoCrash trending di X dengan 500.000 postingan per 13 Juni 2025, mencerminkan kepanikan publik. Meskipun begitu, beberapa investor melihat ini sebagai peluang beli, terutama untuk Bitcoin dan Ethereum. Di pasar global, aksi jual altcoin memicu likuidasi senilai USD 150 juta. Akibatnya, volatilitas pasar kripto kembali menjadi sorotan.
Kondisi Pasar Kripto Saat Ini
Bitcoin dan Ethereum memimpin kemerosotan, dengan Bitcoin di Rp 1,69 triliun kehilangan 4,15% nilainya dalam 24 jam, meski masih naik 2,2% sepekan. Ethereum, di Rp 40,67 juta, turun 9,45% sehari namun naik 3,32% sepekan, menunjukkan ketahanan jangka pendek. Oleh karena itu, pasar kripto menunjukkan pergerakan beragam. Sementara itu, 760.000 ETH dibuang ke pasar dalam dua minggu terakhir, menambah tekanan pada ETH. Meskipun begitu, arus masuk ETF Bitcoin tetap positif di USD 203 juta pekan lalu. Akibatnya, sentimen investor bercampur antara waspada dan oportunistik.
Pasar Kripto di Ujian Berat
Kemerosotan Bitcoin dan Ethereum pada 13 Juni 2025 mengguncang pasar kripto global. Dengan volatilitas tinggi dan sentimen bearish, akankah pasar segera pulih? Pantau perkembangan terbaru!
Ingin tahu lebih banyak tentang kripto? Baca artikel tentang Volatilitas Pasar Kripto 2025 atau kunjungi situs HaloJakarta.id untuk update terkini.