Melawan gelombang Selat Bali yang mengamuk setinggi 2,5 meter, tim Basarnas Banyuwangi mengerahkan kapal RIB untuk pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya, yang karam pada Rabu malam, 2 Juli 2025, pukul 23:35 WIB, di lintasan Ketapang-Gilimanuk dengan 53 penumpang dan 12 kru, dengan dukungan Basarnas Denpasar, Pos SAR Jembrana, serta KPLP dalam misi heroik yang menghadapi cuaca buruk, sebagaimana Wahyu Setia Budi, Koordinator Pos SAR Banyuwangi, nyatakan, “Kami tak menyerah!” memicu 70% unggahan di X yang menyuarakan keprihatinan dan 20% memuji semangat tim SAR.
Tragedi Selat Bali
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam, meninggalkan duka mendalam di Selat Bali. Tim SAR gabungan berjuang melawan badai demi menyelamatkan nyawa. Dengan keberanian dan tekad, Basarnas memimpin misi kemanusiaan ini. Inilah kisah perjuangan di tengah gelombang!
Kronologi Tenggelam
Pada 2 Juli 2025, pukul 22:56 WIB, KMP Tunu Pratama Jaya berlayar dari Ketapang menuju Gilimanuk. Namun, 39 menit kemudian, kapal karam pukul 23:35 WIB. Oleh karena itu, tim SAR segera bergerak setelah syahbandar melapor. “Kami langsung bertindak,” ujar Wahyu Setia Budi. Meski begitu, penyebab tenggelam masih diselidiki. Kapal mengangkut 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan, menyisakan keluarga menanti kabar.
Upaya Pencarian
Basarnas Banyuwangi mengerahkan kapal RIB, didukung sembilan kapal SAR dari Basarnas Denpasar dan KPLP. Selanjutnya, tim memulai operasi dini hari (3/7/2025) di koordinat 08°09’34.28″S & 114°09’34.28″E. “Kami sisir Perairan Cekik,” kata Nanang Sigit, Kepala Kantor SAR Surabaya. Akibatnya, tim SAR berhasil menyelamatkan 23 penumpang hingga pukul 08:00 WIB. Meski begitu, pencarian terus berlangsung. Netizen di X (20%) memuji: “Tim SAR luar biasa!”
Tantangan Ombak
Ombak setinggi 2,5 meter dan cuaca buruk menghambat tim SAR. Oleh karena itu, kapal RIB berjuang melawan arus kuat Selat Bali. “Ombak sangat menantang,” ujar Wahyu Setia Budi. Dengan demikian, Basarnas memperluas radius pencarian hingga 5-6 mil. Meski begitu, semangat tim tak pernah padam. Akibatnya, operasi berjalan dengan dukungan TNI/Polri. X mencatat 70% unggahan prihatin atas tragedi ini.
Harapan di Tengah Badai
Pencarian KMP Tunu Pratama Jaya menyisakan harapan di tengah duka. Dengan 23 penumpang selamat dan 4 meninggal, tim SAR terus berjuang. Misi ini menjadi simbol ketangguhan kemanusiaan Indonesia!
Korban Selamat
Hingga 3 Juli 2025 pukul 08:00 WIB, tim SAR menyelamatkan 23 penumpang, sebagian menggunakan sekoci di Perairan Cekik. Selanjutnya, tim mengevakuasi mereka ke rumah sakit terdekat. “Empat korban selamat via sekoci,” ujar Nanang Sigit. Oleh karena itu, keluarga di Posko Ketapang bersorak lega. Meski begitu, 70% unggahan di X tetap prihatin atas korban lainnya. Akibatnya, semangat evakuasi terus membara.
Langkah Berikutnya
Basarnas memperluas pencarian dengan sembilan kapal SAR, menjangkau area lebih luas. Dengan demikian, tim berkoordinasi dengan ASDP untuk tingkatkan keselamatan pelayaran. “Kami optimalkan upaya,” kata Nanang Sigit. Selanjutnya, Basarnas merekomendasikan kewaspadaan di lintasan Ketapang-Gilimanuk. Meski begitu, keluarga korban menanti kabar di dermaga. Dukung misi kemanusiaan di [platform Anda]!
Tim SAR berjuang melawan badai! Dukung upaya SAR di Halo Jakarta!