Israel Rugi Rp 325 Triliun akibat Perang Melawan Iran

Konflik sengit selama 12 hari melawan Iran pada Juni 2025 menghantam ekonomi Israel, menyebabkan kerugian lebih dari Rp 325 triliun, termasuk Rp 195 triliun dari dampak langsung seperti pengeluaran militer dan kerusakan infrastruktur, memicu krisis finansial yang mengguncang Tel Aviv! Oleh karena itu, dunia menyaksikan dampak ekonomi perang modern. Apa penyebab kerugian ini? Simak analisis mendalam bersama Halo Jakarta!

Biaya Perang yang Meroket

Perang 12 hari antara Israel dan Iran, yang berlangsung hingga 24 Juni 2025, menguras anggaran Israel. Pertama, pengeluaran militer mencapai Rp 11,8 triliun per hari, termasuk biaya bahan bakar jet, amunisi, dan pencegat rudal. Kedua, sistem pertahanan udara Israel menelan hingga Rp 3,2 triliun per hari untuk menangkal serangan rudal Iran. Selain itu, kerusakan infrastruktur, termasuk enam laboratorium riset di Universitas Ben Gurion, menambah beban hingga Rp 6,56 triliun untuk rekonstruksi. Meskipun begitu, defisit anggaran melonjak hingga 6% dari PDB, memaksa Israel menambah pinjaman dalam negeri.

Bacaan Lainnya

Dampak Ekonomi yang Meluas

Konflik ini tidak hanya menggerus anggaran militer, tetapi juga melumpuhkan aktivitas ekonomi. Pertama, lebih dari 10.000 warga Israel mengungsi pada minggu pertama perang, dengan 36.465 orang mengajukan kompensasi. Kedua, gangguan produksi akibat serangan rudal Iran menghambat sektor industri dan perdagangan. Sementara itu, pasar saham Israel anjlok, dengan 533 saham turun pada 23 Juni 2025, dan kapitalisasi pasar menyusut ke Rp 11.905 triliun. Namun, krisis ini memicu kritik dari ekonom dan parlemen, yang menyoroti pemotongan dana pendidikan dan infrastruktur demi perang.

Respon Internasional dan Gencatan Senjata

Perang ini menarik perhatian global. Pertama, serangan Israel ke fasilitas militer Iran pada 13 Juni memicu serangan balasan Iran, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Kedua, keterlibatan AS, termasuk serangan ke situs nuklir Iran pada 22 Juni, memicu kekhawatiran konflik meluas. Selain itu, Israel menyampaikan pesan melalui sekutu Arab untuk mengakhiri operasi pada 24 Juni, menandakan keinginan gencatan senjata. Meskipun demikian, Iran bersikeras melanjutkan respons militer, memperpanjang ketidakpastian.

Tantangan Pemulihan Ekonomi

Israel kini menghadapi tantangan besar untuk pulih. Pertama, Moody’s menurunkan peringkat kredit Israel dari A1 ke A2 pada 2024, mengurangi kepercayaan investor. Kedua, permintaan militer untuk tambahan dana Rp 652 triliun mengancam stabilitas fiskal. Sementara itu, 68 persen ekonom Israel memprediksi pemulihan ekonomi memakan waktu hingga 2027. Namun, pemerintah berjanji mengalokasikan dana kompensasi dan mempercepat rekonstruksi untuk meredam dampak.

Fakta Utama Kerugian Perang

Berikut fakta utama kerugian Israel dalam perang 12 hari melawan Iran:

  • Total Kerugian: Rp 325 triliun, termasuk Rp 195 triliun kerugian langsung.
  • Biaya Harian: Rp 11,8 triliun, dengan Rp 3,2 triliun untuk pertahanan udara.
  • Pengungsi: Lebih dari 10.000 warga mengungsi, 36.465 ajukan kompensasi.
  • Defisit Anggaran: Meningkat 6% dari PDB, peringkat kredit turun ke A2.

Israel tekor Rp 325 triliun akibat perang Iran! Ikuti analisis geopolitik dan dampak ekonomi di Halo Jakarta atau kunjungi halojakarta.id untuk wawasan eksklusif.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *