Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menghadapi tantangan besar untuk lolos ke Senayan pada Pemilu 2029, dengan tiga kandidat ketua umum bersaing sengit: Kaesang Pangarep, Ronald Aristone Sinaga, dan Agus Mulyono Herlambang. Meski gagal menembus ambang batas parlemen 4% pada Pemilu 2024, PSI kini berupaya memperkuat identitas sebagai partai anak muda. Apa saja tantangan calon ketum PSI 2029? Halo Jakarta mengupasnya secara mendalam!
Latar Belakang Pemilihan Ketum PSI
Pada 26 Juni 2025, PSI menutup pendaftaran calon ketua umum untuk Pemilu Raya 2025, yang akan memuncak pada Kongres PSI di Solo, 19-20 Juli 2025. Tiga kandidat, yakni Kaesang Pangarep (petahana), Ronald Aristone Sinaga (Wakil Ketua DPW PSI Jawa Barat), dan Agus Mulyono Herlambang (mantan Ketua Umum PMII), bersaing untuk memimpin partai berlambang mawar ini. Dengan sistem “satu anggota, satu suara” melalui e-voting, PSI menargetkan pemimpin yang mampu membawa partai ke parlemen pada 2029. Namun, tantangan besar menanti, mulai dari memperkuat mesin partai hingga membangun kepercayaan publik.
Tantangan Utama: Mengembalikan Identitas Anak Muda
Analis politik dari Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, menilai PSI kehilangan identitas awalnya sebagai partai anak muda. “PSI awalnya menjanjikan gerakan pemuda, tetapi praktiknya kurang konsisten,” ujar Dedi pada 25 Juni 2025. Tantangan calon ketum PSI 2029 adalah membangun kembali citra ini. Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menambahkan bahwa PSI perlu mengedepankan pengkaderan dan mesin partai yang solid, bukan hanya mengandalkan figur populer. Oleh karena itu, calon ketum harus mampu menarik pemilih muda dengan visi inovatif.
Strategi PSI untuk Pemilu 2029
Untuk menembus Senayan, PSI harus merancang strategi matang. Pertama, partai perlu memperluas basis pemilih di kalangan milenial dan Gen Z melalui kampanye digital yang kreatif, seperti memanfaatkan platform X untuk membangun narasi progresif. Kedua, PSI harus memperkuat struktur organisasi di tingkat daerah, memastikan DPW dan DPD aktif dalam konsolidasi. Kaesang Pangarep, misalnya, menjanjikan kedatangan “tokoh besar” untuk bergabung dengan PSI, meski belum menyebut nama spesifik. Selain itu, penghapusan ambang batas parlemen 4% oleh Mahkamah Konstitusi membuka peluang lebih besar bagi PSI di 2029.
Peran Generasi Muda dalam Regenerasi PSI
Generasi muda menjadi kunci keberhasilan PSI di masa depan. Juru bicara DPP PSI, Benidiktus Papa, menegaskan bahwa pemilihan ketum ini adalah momentum untuk memilih pemimpin yang mampu menggerakkan kader muda. “Target kami adalah lolos ke parlemen dan meningkatkan jumlah legislator di tingkat daerah,” ujarnya pada 23 Juni 2025. Dengan 150.000 kader terverifikasi sebagai pemilih dalam Pemilu Raya, PSI berupaya melibatkan anak muda dalam pengambilan keputusan strategis. Oleh karena itu, calon ketum harus menawarkan program yang relevan, seperti pelatihan kepemimpinan politik dan advokasi isu pendidikan.
Pengaruh Jokowi: Peluang atau Beban?
Meski Kaesang Pangarep menegaskan bahwa Jokowi tidak mencalonkan diri sebagai ketum, pengaruh mantan presiden tetap signifikan. Analis politik Yoes Kenawas dari LSI menilai PSI ingin membangun citra sebagai “partainya Jokowi” untuk menarik pemilih loyal. Namun, ini juga menjadi tantangan, karena ketergantungan pada figur Jokowi dapat melemahkan identitas independen PSI. “Jokowi menarik untuk elektabilitas, tetapi PSI harus membuktikan diri sebagai partai kader, bukan partai keluarga,” ujar Yoes pada 14 Mei 2025. Dengan demikian, calon ketum harus menyeimbangkan pengaruh Jokowi dengan penguatan mesin partai.
Komitmen Kaesang dan Pesaingnya
Kaesang Pangarep, yang mendaftar pada 21 Juni 2025 dengan dukungan 10 DPW dan 75 DPD, menargetkan PSI lolos ke Senayan dan memperbanyak kepala daerah dari kader. “Insya Allah, PSI di 2029 masuk Senayan,” ujarnya di Kantor DPP PSI. Sementara itu, Ronald Aristone Sinaga, yang akrab disapa Bro Ron, menjanjikan pendekatan berbasis konten kreatif untuk menarik pemilih muda. Agus Mulyono Herlambang, dengan pengalaman di PMII, menekankan pentingnya pengkaderan. Ketiga kandidat ini harus menghadapi persaingan ketat dan ekspektasi publik yang tinggi.
Tips untuk PSI Menuju 2029
Untuk meraih kursi di DPR, PSI perlu fokus pada pengkaderan, memperkuat struktur organisasi, dan membangun kepercayaan publik melalui isu-isu yang relevan, seperti pendidikan dan lingkungan. Selain itu, calon ketum harus menghindari ketergantungan pada figur tertentu dan memanfaatkan peluang dari penghapusan ambang batas parlemen. Halo Jakarta menyarankan untuk terus mengikuti perkembangan politik PSI di situs kami!
Tantangan calon ketum PSI 2029 sangat kompleks, tetapi peluang menuju Senayan terbuka lebar! Bagikan pandangan Anda di kolom komentar atau kunjungi Halo Jakarta untuk berita politik terbaru.